REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO--Mengunjungi tempat wisata di Indonesia, menjadi pilihan tepat untuk memulai petualangan menyegarkan. Terlebih untuk melepas rasa penat setelah setahun lebih dirundung pandemi yang telah memaksa pembatasan aktivitas sosial.
Salah satu tempat wisata yang memiliki daya tarik adalah Kampung Blekok, yang juga sekaligus mampu membuka lapangan kerja untuk warganya. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, juga sempat mendatangi tempat tersebut
Menparekraf juga melihat langsung program konservasi flora dan fauna di sana, serta mengunjungi produk ekonomi kreatif masyarakat setempat. “Kampung Blekok dapat menjadi daya tarik wisata yang dapat membuka lapangan kerja,” katanya dalam kunjungannya Jumat pekan lalu.
Program konservasi dan ekowisata berbasis masyarakat di Kampung Blekok itu, rupanya juga menjadi salah satu dari banyak program Corporate Social Responsibility (CSR) Paiton Energy. Dan menjadi bukti bahwa konservasi dan peningkatan ekonomi bisa berjalan bersinergi.
Dan saat ini, ekowisata Kampung Blekok sudah masuk 50 besar dalam Penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia dari Kemenparekraf. Kampung yang terletak di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur ini, melibatkan semua pihak dan memberikan manfaat untuk semua orang.
Pada awalnya, Kampung Blekok merupakan kawasan pemukiman yang sangat membutuhkan upaya khusus, untuk mendukung keberlanjutan hutan mangrove yang tumbuh di sana dan burung Blekok yang hidup di hutan mangrove.
Sejak 2018, Paiton Energy berkolaborasi dengan pemerintah daerah terutama Dinas Lingkungan Hidup Situbondo, universitas, dan juga masyarakat untuk mulai melaksanakan konservasi dan membangun ekowisata berbasis masyarakat di Kampung Blekok.
Fokus Paiton Energy pada program ini adalah konservasi Mangrove dan burung Blekok melalui Mangrove Center, Program Penanaman Mangrove, dan Conservation Campaign. Juga program capacity building untuk pengelola wisata dan masyarakat sekitar, serta infrastruktur lain.
Kini Kampung Blekok telah menjadi kawasan ekowisata terpadu. Kawasan konservasi mangrove dan burung Blekok seluas 27 hektar ini terintegrasi dengan aktivitas ekonomi warga sekitarnya. Pembuatan dan penjualan produk ekonomi kreatif masyarakat berupa kerajinan kayu, merupakan salah satu yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. “Dari awal pembangunannya melibatkan semua pihak, dan manfaat yang dihasilkannya dapat dinikmati secara luas,” kata Chief Financial Officer PT Paiton Energy, Bayu Widyanto.