Jumat 01 Oct 2021 05:39 WIB

Disdik Bandung: PTM Terbatas Nol Kasus Covid-19

PTM Terbatas nol kasus Covid-19

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah siswa SMALB mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SLBN Cicendo, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Senin (20/9). Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menambah jumlah sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) sebanyak 1.667 sekolah, sehingga total sekolah yang menggelar PTM di Kota Bandung sebanyak 2.007 sekolah. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah siswa SMALB mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SLBN Cicendo, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Senin (20/9). Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menambah jumlah sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) sebanyak 1.667 sekolah, sehingga total sekolah yang menggelar PTM di Kota Bandung sebanyak 2.007 sekolah. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung mengklaim bahwa selama penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tidak ditemukan kasus Covid-19 yang menimpa guru atau siswa. Laporan tersebut diperoleh dari sekolah yang menyampaikan data perkembangan tiap hari ke dinas.

"Selama ini berdasarkan update data yang disampaikan masing-masing sekolah, laporan penyelenggaraan PTM alhamdulillah menunjukan nol jumlah yang sakit karena terpapar Covid-19," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra saat dihubungi, Jumat (1/10).

Ia menuturkan, tiap hari sekolah-sekolah yang menyelenggarakan PTM terbatas melaporkan kegiatan melalui aplikasi sistem manajemen pendidikan (simdik). Total sekolah yang saat ini menyelenggarakan PTM terbatas mencapai 2.000 lebih sekolah.

Cucu mengatakan terdapat beberapa sekolah yang mempersiapkan diri untuk mengajukan belajar tatap muka. Namun sebelum diberikan izin, pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan PTM terbatas secara menyeluruh."Masih sekitar 2.000 setelah ada evaluasi bisa nambah, beberapa sekolah sedang mempersiapkan diri," ungkap dia.

Menurut Cucu, pihaknya sedang mempersiapkan diri untuk melakukan rapid tes antigen kepada siswa dan guru yang mengikuti PTM terbatas. Kebijakan tersebut dilakukan untuk memastikan kondisi para siswa dan guru."Jadi begini ya ini kan digagas oleh Kementerian Kesehatan untuk melihat sejauh mana kondisi kesehatan anak dan guru yang melaksanakan PTM terbatas. Tentu kami merespon dengan baik ini program Kementerian Kesehatan," katanya.

Baca juga : Viral Fenomena Mirip Aurora di Tumpeng Menoreh

Ia mengatakan pihaknya sedang menyiapkan formulasi penentuan sekolah-sekolah yang akan melaksanakan rapid tes antigen secara acak tiap kecamatan. Selanjutnya, akan melakukan sosialisasi kepada orang tua untuk memastikan anak yang di uji usap mendapatkan izin.

"Nanti akan sosialisasi ke orang tua dan tiap sekolah ada sampling, harus ada izin dari orang tua sedang proses sesuai schedule," katanya. Ia memperkirakan pelaksanaan uji usap secara acak dilakukan awal Oktober mendatang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement