REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kembali terjadinya kenaikan mobilitas masyarakat sepanjang bulan September 2021. Kenaikan mobilitas tersebut seiring dengan adanya sejumlah pelonggaran kebijakan PPKM yang sedang diterapkan pemerintah.
Kepala BPS, Margo Yuwono, menjelaskan, data mobilitas masyarakat diolah dari data Covid-19 Community Mobility Reports oleh Google. Data mobilitas yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan periode 3 Januari-6 Januari 2020 di mana Covid-19 belum melanda Indonesia.
Di tempat perdagangan retail dan rekreasi pada September 2021, mobilitas masyarakat tercatat minus 2,7 persen dari kondisi normal. Angka tersebut menunjukkan perbaikan dari bulan Agustus yang sebesar minus 12,4 persen.
Adapun pergerakan masyarakat di tempat belanja kebutuhan sehari-hari sudah dalam kondisi normal. Tercatat mobilitasnya mencapai 20,2 persen, naik dari bulan sebelumnya yang hanya 15,5 persen. "Tempat belanja bahkan jauh lebih baik dari kondisi sebelum pandemi," kata Margo dalam konferensi pers, Jumat (1/10).
Sementara itu, untuk mobilitas di taman tercatat -8,9 persen, naik dari Agustus yang mencapai -15 persen. Begitu pula di tempat transit, di mana mobilitas masyarakat tercatat minus 28,4 persen dari situasi normal, jauh lebih baik dari mobilitas di tempat transit bulan Agustus yang minus 37,4 persen.
Di tempat kerja, Margo menyampaikan, data menunjukkan mobilitas para pekerja di tempat kerja tercatat minus 16,6 persen. Di bulan sebelumnya, mobilitas di tempat kerja masih minus 22,8 persen.
Adapun untuk kegiatan di rumah tercatat turun dari 9,7 persen di bulan Agustus menjadi 6,5 persen pada bulan September. Penurunan kegiatan di rumah sejalan dengan aktivitas masyarakat yang mulai meningkat di berbagai tempat publik.