REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga akan melakukan riset kepada seluruh aspek di Kebun Raya. Bukan hanya pada bagian yang dikembangkan dalam atraksi malam GLOW, di Kebun Raya Bogor (KRB).
Plt. Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya BRIN, Sukma Surya Kusumah mengatakan, fungsi dari Pusat Riset Konservasi Tumbuhan yang berada di bawah tanggungjawabnya merupakan bagian dari Kebun Raya sendiri. “Makanya, kami tidak hanya GLOW saja yang diriset. Tetapi whole aspect research (riset seluruh aspek,” ujar Sukma di Kebun Raya Bogor, Kamis (30/9) malam.
Oleh karena itu, Sukma menegaskan, pihaknya akan melakukan riset, terutama pada dampak dari lampu di atraksi GLOW. Tentunya dengan melakukan perbandingan secara ilmiah terkait dampak tersebut.
“Kami sedang mendesain riset itu. Kami juga melakukan comparison supaya balance. Itu pasti ada dampak, tapi seberapa besar dampaknya diukur secara scientific,” tuturnya.
Di samping itu, kata dia, pihaknya juga akan mengkonservasi tumbuhan yang terancam punaj di seluruh Indonesia. Juga memperbanyak konservasi eksitu di Kebun Raya.
Dengan adanya pengembangan Kebun Raya, akan ada program ekshibisi dan eksplorasi pada tumbuhan-tumbuhan di daerah untuk dikonservasi di eksitu agar dikembangkan. “Tahun depan kami komitmen melakukan ekspedisi pengembangan Kebun Raya, baik di daerah maupun nasional,” kata Sukma.
Plt. Deputi bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Yan Rianto menambahkan, adanya GLOW kemungkinan akan berdampak pada aspek yang ada di KRB. Hanya saja, seperti apa dampaknya sedang diteliti lebih dalam.
“Teman-teman sekarang sedang mendesain penelitiannya yang kemudian akan melalukan penelitan dampak dari sekeliling. Banyak aspek riset yang dilakukan ke depan, selama setahun seperti itu. Ini challenging,” pungkas Yan.