REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG -- China telah menunjuk administrator baru untuk provinsi Xinjiang barat, yang merupakan wilayah mayoritas Muslim Uyghur. Komite Tetap Kongres Rakyat Daerah Otonomi Uygur Xinjiang menunjuk Erkin Tuniyaz sebagai penjabat ketua, menggantikan Shohrat Zakir. Demikian dilapor Global Times.
Zakir telah mengajukan pengunduran dirinya, yang diterima kongres pada Kamis. Tuniyaz, 60, berasal dari kota Aksu di provinsi itu.
Dia belajar matematika dan memperoleh gelar master di bidang ekonomi pada tahun 1999 dari Universitas Xinjiang. Dia juga belajar hukum di Sekolah Partai Komite Sentral Partai Komunis China dari 2009 hingga 2011.
Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/china-gantikan-administrator-provinsi-xinjiang/2380232.
Tuniyaz menjadi peneliti tamu di Sekolah Pemerintahan John F Kennedy di Harvard pada tahun 2012. Namanya menjadi pemberitaan usai berpartisipasi dalam acara virtual membela sikap China di Xinjiang, yang dituduh melakukan pembersihan etnis Uighur.
Tuniyaz mengatakan, acara itu bertujuan menghadirkan Xinjiang yang sebenarnya bagi para peserta di tengah kebohongan beberapa politisi Barat dan AS. Acara ini diadakan pada bulan Februari oleh Misi Tetap China ke Kantor PBB di Jenewa dan pemerintah Provinsi Xinjiang.
China telah dituduh oleh beberapa negara melakukan pembersihan etnis Uyghur di Xinjiang, serta membatasi kebebasan di wilayah semi-otonom Hong Kong, di mana Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang kontroversial.
Beijing telah membantah melakukan kesalahan, menolak tuduhan itu sebagai "kebohongan dan virus politik."