REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya mulai mengantisipasi kejadian bencana hidrometerologi. Sebab, saat ini wilayah Kota Tasikmalaya mulai memasuki musim hujan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Undang Hendiana mengatakan, bencana yang biasa terjadi saat musim hujan adalah pohon tumbang, tanah longsor, dan genangan air. Menurut dia, saat ini pihaknya sudah mulai melakukan pengecekan peralatan agar siap digunakan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana.
"Petugas juga semua standby 24 jam. Ketika terjadi bencana, petugas akan langsung melakukan penanganan," kata dia, Rabu (15/9).
Kepala Seksi Penanganan Bencana BPBD Kota Tasikmalaya, Erik Yowanda mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Jawa Barat termasuk Kota Tasikmalaya, mulai memasuki musim hujan. Menurut dia, selama tiga hari terakhir juga sudah ada peningkatan intensitas hujan di Kota Tasikmalaya.
Kendati demikian, ia menyebutkan, selama beberapa hari terakhir belum terdapat laporan kejadian bencana di Kota Tasikmalaya. Namun, pihaknya akan terus melakukan pemantauan melalui jaringan relawan kebencanaan. "Kita tetap memantau melalui grup relawan yang ada di kelurahan," kata dia.
Erik menambahkan, sebagai bentuk antisipasi, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi mitigasi ke sejumlah kelurahan yang memiliki potensi kejadian bencana. Dengan begitu, diharapkan aparat di kelurahan dapat lebih waspada dalam mengantisipasi bencana yang berpotensi terjadi.
Berdasarkan pendataan, wilayah kecamatan di Kota Tasikmalaya yang memiliki potensi bencana tanah longsor adalah Mangkubumi, Kawalu, Tamansari, dan Purbaratu. Karena itu, masyarakat yang tinggal di wilayah kecamatan tersebut diminta lebih waspada menghadapi longsor.
"Karena di sana juga ada beberapa rumah yang lokasinya di lereng atau perbukitan. Aparat setempat juga harus senantiasa menginformasikan agar masyarakat waspada. Kalau ada tanda-tanda, masyarakat juga harus diminta segera melapor," kata dia.
Sementara untuk mengantisipasi kejadian pohon tumbang, Erik mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan pemangkasan. Sebab, BPBD tak memiliki kewenangan untuk melakukan pemangkasan pohon, terutama yang berada di jalan protokol.
Di Kabupaten Garut, BPBD juga mulai siag siaga menghadapi musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Persiapan yang dilukan di antaranya adalah melakukan pengecekan peralatan agar siap ketika sewaktu-waktu digunakan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Garut, Daris Hilman mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk ikut melakukan antisipasi menghadapi bencana yang biasa terjadi saat musim hujan. Dalam waktu dekat, BPBD Kabupaten Garut juga akan melakukan rapat bersama seluruh kecamatan untuk melakukan mitigasi bencana.
Menurut dia, intensitas hujan sudah mulai meningkat di sejumlah wilayah, terutama wilayah Garut bagian selatan. Ia menyebutkan, sudah ada laporan peningkatan intensitas hujan di Kecamatan Pamulihan, Cisompet, dan Cibalong.
"Di wilayah-wilayah itu juga sudah terjadi longsor kecil, tapi tidak mengganggu kehidupan orang banyak. Masih aman," kata dia.
Daris menjelaskan, secara umum hampir seluruh wilayah Kabupaten Garut memiliki potensi terjadinya bencana, terutama tanag longsor. Namun, wilayah yang paling berpotensi itu rata-rata berada di selatan Garit.
"Di selatan juga sudah disiagakan alat berat mengantisipasi jalan tertutup longsor," kata dia.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih siaga. Masyarakat diharapkan dapat mengaktifkan kembali siskamling, sehingga apabila terjadi bencana ada dapat langsung diinformasikan ke masyarakat lainnya.