Jumat 01 Oct 2021 20:44 WIB

Pemkab Gunung Kidul Tutup Shelter Karantina Covid-19

Sejak akhir Agustus, shelter hanya merawat beberapa pasien Covid-19

Red: Hiru Muhammad
Transaksi antarpedagang di Pasar COD Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (7/9). Pasar COD Wonosari tercipta imbas pandemi Covid-19. Di sini tempat bertemunya pemasok dan pedagang yang sudah memesan barang melalui grup WhatsApp atau telegram. Pemasok datang hanya membawa pesanan barang pedagang, selanjutnya pedagang yang mengantarkan ke rumah pelanggan. Pasar ini hanya berlangsung dari pukul 15.00 hingga pukul 17.00. Barang yang dijual beragam mulai bahan makanan hingga perlengkapan rumah tangga. Dan mayoritas yang menjadi pelaku ada perempuan.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Transaksi antarpedagang di Pasar COD Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (7/9). Pasar COD Wonosari tercipta imbas pandemi Covid-19. Di sini tempat bertemunya pemasok dan pedagang yang sudah memesan barang melalui grup WhatsApp atau telegram. Pemasok datang hanya membawa pesanan barang pedagang, selanjutnya pedagang yang mengantarkan ke rumah pelanggan. Pasar ini hanya berlangsung dari pukul 15.00 hingga pukul 17.00. Barang yang dijual beragam mulai bahan makanan hingga perlengkapan rumah tangga. Dan mayoritas yang menjadi pelaku ada perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNG KIDUL--Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menutup sementara shelter karantina pasien terkonfirmasi Covid-19 gejala ringan hingga sedang, yakni Shelter Petir di Kecamatan Rongkop dan Wisma Wanagama di Kecamatan Playen karena perkembangan kasus Covid-19 sudah membaik.

"Kedua shelter karantina tersebut kami tutup atau nonaktifkan karena tidak ada pasien Covid-19 yang membutuhkan tempat karantina. Shelter Petir di Rongkop sudah terjadi dalam satu bulan terakhir, sedangkan Wisma Wanagama terhitung sejak 18 September sudah kosong dari pasien Covid-19," kata Kepala Seksi Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Gunung Lidul, Suyatin di Gunung Kidul, Jumat (1/10).

Ia mengatakan, pendirian shelter ini mendesak dilakukan pada pertengahan Juli, seiring tingginya penambahan kasus di Indonesia, khususnya DIY. Namun sejak akhir Agustus, shelter hanya merawat beberapa pasien Covid-19. Melihat kondisi tersebut, atas kesepakan bersama maka dua shelter dinonaktifkan atau ditutup. Selama beroperasi, shelter Wisma Wanagama telah merawat puluhan pasien terkonformasi Covid-19, sedangkan shlter Petir di Rongkop hanya beberapa terkonfirmasi Covid-19.

Berdasarkan hasil evaluasi, terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang lebih memilih tinggal di rumahnya sendiri dibandingkan di shelter."Nantinya meski itu tidak diharapkan, jika terjadi lonjalan Covid-19 atau gelombang ketiga penyebaran Covid-19, shelter bisa diaktifkan kembali. Semoga tidak digunakan lagi. Tetapi kalau ada lonjakan siap diaktifkan kembali," kata Suyatin.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty mengatakan meski kasus harian terus melandai, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak abai terhadap protokol kesehatan. Hal ini dikarenakan kasus Covid-19 dapat melonjak setiap saat bila kita lengah dan mengabaikan protokol kesehatan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Gunung Kidul, hari ini ada satu kasus baru pasien terkonfirmasi Covid-19, sehingga total kasus selama pandemi sebanyak 17.778 kasus kasus, sembuh 16.651 kasus, dan kasus dalam perawatan 106 kasus. Sementara kasus meninggal 1.021 kasus."Kami mengimbau kepada masyarakat tidak lengah untuk tetap menjaga dan mematuhi protokol kesehatan," imbaunya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement