Jumat 01 Oct 2021 21:03 WIB

ASABRI Santuni Prajurit TNI yang Gugur di Papua

Penyerahan SRKK dilakukan secara serentak kepada ahli waris di Pontianak dan Aceh

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
PT ASABRI (Persero) menyerahkan santunan risiko kematian khusus (SRKK) kepada ahli waris, dua putra terbaik bangsa yang gugur akibat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua Barat. Adapun penyaluran santunan ini bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, Jum’at, (1/10).
Foto: istimewa
PT ASABRI (Persero) menyerahkan santunan risiko kematian khusus (SRKK) kepada ahli waris, dua putra terbaik bangsa yang gugur akibat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua Barat. Adapun penyaluran santunan ini bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, Jum’at, (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT ASABRI (Persero) menyerahkan santunan risiko kematian khusus (SRKK) kepada ahli waris, dua putra terbaik bangsa yang gugur akibat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua Barat. Adapun penyaluran santunan ini bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, Jum’at, (1/10). 

Direktur Utama ASABRI Wahyu Suparyono mengatakan penyerahan SRKK dilakukan secara serentak kepada ahli waris di dua kota yaitu Pontianak dan Aceh. Pada serangan KKB di Distrik Kiwirok, Papua dua putra yang gugur yakni Praka (Anm) Ida Bagus Putu Suwarna dan Bharatu (Anm) Muhammad Kurniadi Sutio.  

Ahli waris menerima manfaat sesuai dengan ketentuan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2020 di antaranya SRKK, nilai tunai tabungan asuransi (NTTA) dan beasiswa bagi yang memiliki anak. Adapun manfaat yang diterima oleh Praka (Anm) Ida Bagus Ketut Suwarna diserahkan kepada Ida Bagus Ketut Sutelsa ayahanda Alm, berupa  SRKK sebesar Rp 450 juta dan NTTA sebesar Rp. 3.338.500.

Selanjutnya, manfaat yang diterima oleh Alm. Bharatu Muhammad Kurniadi Sutio, diserahkan kepada Zakirsyah ayahanda Alm berupa, SRKK sebesar Rp 450 juta dan NTTA sebesar Rp 1.303.000,- yang diserahkan oleh Hari (Kepala Kantor Cabang ASABRI Lhokseumawe).