Jumat 01 Oct 2021 21:09 WIB

BPS Lampung: Mutu Beras pada September Kurang Baik

Kadar air GKP pada September naik dibandingkan Agustus.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Fuji Pratiwi
Logo BPS. BPS Lampung menyebut, GKP pada September 2021 mengalami penurunan.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Logo BPS. BPS Lampung menyebut, GKP pada September 2021 mengalami penurunan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Lampung Riduan mengatakan, mengenai mutu hasil panen gabah, rata-rata panen gabah  kualitas GKP yang diperjualbelikan menunjukkan hasil yang kurang baik dilihat dari Kadar Air (KA). Dilihat dari rata-rata KA tercatat 20,00 persen pada Agustus 2021 dan 20,19 persen pada September 2021. Sedangkan rata-rata KH tercatat 4,40 persen pada Agustus 2021 dan 3,79 persen pada September 2021.

Dia menyebutkan, selama September 2021 pergerakan rata-rata harga gabah tingkat petani cenderung menurun di beberapa kecamatan sampel. Penurunan harga gabah tertinggi di Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah sebesar 10,61 persen atau Rp 520 per kg. Diikuti Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah yang turun 3,57 persen atau Rp 160 per kg, dan Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan yang turun 1,50 persen atau Rp 62,50 per kg.

Baca Juga

Riduan menyebutkan, rata-rata harga beras kualitas premium turun sebesar 3,72 persen dari Rp 9.375 per kg menjadi Rp 9.026,47 per kg. Kemudian, rata-rata harga beras kualitas medium juga turun 2,47 persen dari Rp 8.422,22 per kg menjadi Rp 8.214,29 per kg. Pada periode survei harga beras di penggilingan gabah pada bulan ini tidak ditemukan beras kualitas asalan.

BPS Lampung menyimpulkan, rata-rata komponen mutu beras yang diperjualbelikan pada September 2021 menunjukkan hasil yang kurang baik dibandingkan bulan sebelumnya dilihat dari rata-rata kadar broken. Rata-rata kadar broken tercatat 15,79 persen pada Agustus 2021 dan 16,25 persen pada September 2021. Rata-rata KA tercatat 14,55 persen pada Agustus 2021 dan 14,53 persen pada September 2021.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement