REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam penanganan kesehatan berperspektif keislaman, upaya penyembuhan pasien sakit tidak saja selalu melalui tindakan medis, hal lain berupa tindakan dukungan berupa penguatan spiritual juga tidak kalah penting.
Dosen Keperawatan Universitas Diponogoro, dr Meidiana Dwidiyanti, I mengungkap pentingnya mindfulness spiritual Islam (MSI) dalam penanganan pasien. Hal itu dia ungkap dalam acara Muzakarah Ilmiah Kesehatan Syariah (Muzakih) Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia yang berlangsung secara virtual, Kamis (30/9).
Menurutnya, istilah yang menerangkan pentingnya aspek spiritual dalam penanganan medis tercermin dalam surat Asy Syuara ayat 80.
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.”
Melalui ayat tersebut, lanjutnya, orang Islam wajib meyakini bahwa yang menyembuhkan dari sakit itu Allah SWT bukan semata dokter.
“Yang menyembuhkan itu Allah dan dokter hanya sebagai wasilah (perantara). Ibadahnya itu berobat tapi yang menyembuhkan (itu) Allah,” ucapnya dalam sesi penyampaian materi.
Sosok yang juga pakar bidang pelayanan perawatan kesehatan mental itu mengembangkan teori uncertainty illness, yakni banyaknya orang sakit dengan kondisi ketidakpastian. Kondisi yang dapat membuat orang sakit mengalami stress dan juga bingung mengenai sakit yang diderita.
Padahal menurutnya, Islam menerangkan bahwa sakit itu datang dari musibah diri sendiri. Karena itu pulalah dia mengembangkan konsep Islam berupa muhasabah diri bagi orang sakit.
“Jadi konsep Islam yang saya kembangkan adalah bagaimana setiap orang sakit itu muhasabah (diri). Karena sakit itu panggilan Allah. Bahwa sakit itu cinta Allah,” jelasnya.
Konsep muhasabah diri membawa pada perbaikan, lalu seiring waktu mengantarkan pada rasa dosa, taubat, dan berakhir dalam penerimaan. Pada saat proses penerimaan itulah, sambungnya, berkembang menjadi konsep mindfulness.
“Yakni kesadaran bahwa apa yang terjadi pada saya (diri sendiri) itu ada the meaning of experience-nya (makna dari pengalaman). Ketika pasien tenang, berfikir positif, dan proses penyembuhan (menyebabkan) hormonal menjadi stabil,” tutur dia.
Dia menerangkan bahwa konsep itu sudah pernah diterapkan pada pasien isoman, hasilnya pasien tersebut dinyatakan negatif dalam kurun waktu tiga hari saja. Sedangkan yang tidak diterapi memakai konsep itu sembuh dalam waktu satu atau dua pekanan.
Pada intinya, mindfulness spiritual Islam adalah konsep tindakan penyembuhan berupa dukungan spiritual lewat proses muhasabah diri. Sehingga dengan meyakini sakit itu pastilah disembuhkan Allah SWT.
“Inti mindfulness spiritual Islam adalah saya sakit dan Allah yang menyembuhkan. Dan (muhasabah) dosa-dosa saya apa? Dan bagaimana saya lebih dekat dengan Allah? Dan meyakini ada cinta Allah. Dan hidup kita itu bahagia kalau kita yakin kita mencintai Allah,” imbuhnya
Sumber: mui.or.id