Jumat 01 Oct 2021 21:47 WIB

Gubernur Gorontalo Tersinggung dan tak Terima Sikap Risma

Rusli Habibie minta Presiden Jokowi mengevaluasi sikap Mensos Risma yang mudah marah.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
Foto: Dok Pemprov Gorontalo
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Aksi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memarahi dan menunjuk-nunjuk pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Gorontalo, Kamis (30/9), viral di media sosial. Gubernur Gorontalo Rusli Habibie merasa tersinggung dengan ulah emosional Mensos Risma, yang menunjuk-nunjuk warganya saat berkunjung di Kota Gorontalo.

Rusli menilai, sikap Risma tidak patut dilakukan. Selain sebagai seorang ibu, sambung dia, Risma berpangkat menteri telah memberi contoh buruk bagaimana seorang pejabat negara bersikap.

"Saya saat melihat video itu sangat prihatin. Saya tidak memprediksi seorang ibu menteri, sosial lagi, memperlakukan seperti itu. Contoh yang tidak baik," buka Rusli usai menghadiri acara Survei Indeks Kepuasan Masyarat Terhadap Kinerja Pemerintah bertempat di Hotel Maqna, Jumat (1/10), dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.

Politikus Partai Golkar itu mengingatkan Risma untuk menjaga sikap di depan rakyat, terlebih saat berkunjung ke kampung orang. Menunjuk nunjuk dan memarahi seorang pendamping PKH dengan emosional, membuat hati Rusli sedih.

"Pangkat, jabatan harus kita jaga. Tidak ada artinya pangkat ini semua kita tinggalkan. Kalaupun toh dia salah ya dikoreksi, di depan umum lagi," ucap bupati Gorontalo Utara periode 2008-2012 tersebut.

Terkait aksi Risma yang marah-marah ke warga, Rusli mengaku, telat mendapat informasi tersebut. Peristiwa Risma marah terjadi ketika pemprov dan pemerintah kabupaten/kota se-Gorontalo sedang melakukan pemadanan data bantuan sosial. Adapun Rusli pada saat bersamaan sedang mendampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kunjungan kerja ke Kabupaten Boalemo.

Salah satu pendamping PKH yang ditunjuk-tunjuk Risma menjelaskan, ada warganya yang terdata, tapi saldonya kini tidak pernah lagi terisi. Hal itu diduga membuat mantan wali kota Surabaya itu naik pitam.

"Pendamping PKH itu menyampaikan kepada Ibu Menteri ada nama-nama ini saldonya kosong karena informasinya sudah dicoret. Itu yang bikin naik darahnya," jelas Rusli.

"Boleh lah emosi, tapi jangan kelakuan seperti itu dong. Itu pegawai saya, meskipun dia pegawai rendahan, tapi manusia juga. Saya alumni STKS, tahun 80-an sudah kenal Menteri (Sosial) Nani Soedarsono, para dirjen, tapi tidak ada yang sikapnya begitu. Saya tersinggung, saya enggak terima," kata Rusli dengan nada ketus.

Secara khusus, Rusli meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengevaluasi sikap Risma ysng dalam banyak kesempatan selalu emosional di depan publik. Apalagi, kata dia, aksinya kali ini, kadung viral dan buat heboh warga Gorontalo.

"Tolonglah, mumpung Pak Presiden juga bisa lihat di Youtube, di mana-mana karena sudah ribut. Memperingati stafnya karena seperti itu (tidak pantas)," ucap Rusli.

Awal mula kasus itu terjadi kala pencoretan data Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) karena saldo di rekening nol rupiah. Pejabat Kemensos yang hadir dalam rapat menyampaikan jika pihaknya tidak pernah mencoret data KPM PKH.

Mendengar pemaparan itu, Mensos Risma meninggalkan kursi dan mendekati pendamping PKH tersebut, yang ikut rapat. "Jadi bukan kita coret, ya! Kamu tak tembak, ya, tak tembak kamu!" ujar Risma dengan mengarahkan pulpen ke dada sang petugas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement