Sabtu 02 Oct 2021 05:00 WIB

Pelaku UMKM Didorong untuk Manfaatkan Dunia Digital

Potensi pendapatan lewat e-commerce sangatlah menjanjikan.

Ilustrasi Belanja Daring.
Foto: Flickr
Ilustrasi Belanja Daring.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- UMKM sebagai salah satu penggerak utama perekonomian bangsa kini dihadapkan dengan tantangan besar pandemi Covid-19. Menurut survei tim Katadata terhadap ratusan UMKM pada tahun 2020, mayoritas UMKM (82%) mengaku mengalami dampak negatif akibat pandemi. Pendapatan mereka pun menurun hingga 30 persen dari sebelumnya.

Digitalisasi menjadi salah satu kunci untuk bisa membangkitkan kembali para pelaku UMKM di Indonesia. Pasalnya, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat untuk menekan laju penularan juga membatasi ruang usaha konvensional. Keterampilan digital menjadi kian penting untuk menyiasati kondisi pandemi dan menopang keberlanjutan usaha pelaku UMKM. 

Sebagai penggerak perekonomian bangsa yang menyerap mayoritas tenaga kerja dan menyumbang secara signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB), pemulihan UMKM menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi nasional. Bahkan, jika kita teliti lebih dalam, perempuan memegang peranan besar. Data BPS menunjukkan, pada tahun 2018 terdapat lebih dari 37 juta UMKM yang dimiliki atau dikelola perempuan, merepresentasikan 60% dari semua UMKM di Indonesia.

Trias Puspita Hayati selaku Business Operation Manager Sirclo menyampaikan potensi e-commerce di Indonesia. Ia memaparkan, dukungan infrastruktur untuk bidang informasi teknologi di Tanah Air sudah bagus, hal ini didukung dengan pengeluaran pemerintah di bidang informasi, komunikasi dan teknologi yang mencapai 1 miliar dollar Amerika pada tahun 2020. 

Dengan infrastruktur semacam itu, diprediksi pada tahun 2025 tingkat adopsi smartphone di Indonesia akan mencapai 90 persen, yang juga akan berdampak positif pada tingkat penetrasi internet. 

“Ini potensi pasar yang luar biasa bagi pemilik bisnis. Bayangkan saja jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta dan 77 persen mengakses internet melalui ponsel,” kata Trias dalam webinar yang membahas seluk-beluk potensi e-commerce, seperti dalam keterangan tertulis kepada republika.co.id, Jumat (1/10).

Ia mengatakan, uang yang dibelanjakan masyarakat untuk e-commerce kini juga semakin merata karena kemudahan akses internet hingga ke pelosok daerah. 

Meski peluang pasar masih terbuka luas bagi pelaku UMKM, tidak bisa dimungkiri masih ada banyak tantangan bagi pelaku UMKM untuk masuk ke ranah digital. Antara lain, pelaku UMKM akan bersaing dengan pelapak daring dan jenama ternama yang telah lebih dulu merambah digital. Selain perlu mengejar ketertinggalan, pelaku UMKM juga perlu menyiasati keterbatasan modal maupun operasional, belum lagi tantangan akses dan infrastruktur internet yang belum terlalu merata.     

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Fiki Satari pun berbagi tips agar UMKM dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tidak kalah saing dengan merek asing dengan memanfaatkan pemasaran digital. Fiki juga memaparkan cara efektif memasarkan dengan bujet minimal serta dukungan yang ditawarkan oleh Kemenkop UKM.

Menurut Fiki, pemasaran digital selain efektif biaya juga dapat menjangkau audiens yang luas. “Memasarkan produk dengan jangkauan nasional akan sangat memakan biaya dengan cara tradisional, namun teknologi digital memungkinkan ini dan memberi kesempatan UMKM untuk menjangkau pasar-pasar baru,” kata Fiki. 

Tentunya akses ke pendanaan tetap menjadi elemen penting bagi UMKM, baik untuk pemasaran, pengembangan produk, maupun memperluas operasional. 

Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan dan Pelatihan DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Sofi Suryasnia, memaparkan bagaimana peserta bisa mendapatkan akses pembiayaan agar usaha mereka naik kelas, salah satunya adalah melalui bank. “Pemilik usaha harus mengerti bagaimana cara memenuhi syarat agar kredit bisa diterima bank,” kata Sofi. 

 Merespons isu-isu tersebut, guna mendukung pemulihan ekonomi, khususnya UMKM, Sampoerna menggagas program Semangat dan Aksi Perempuan Andalan (SAPA) untuk Indonesia. Dengan menggandeng Sirclo dan IWAPI, serta bekerja sama dengan Kata Data, SAPA Untuk Indonesia menghadirkan kelas pelatihan untuk memfasilitasi dan memberikan pembekalan bagi pelaku UMKM agar bisa lebih melek digital. 

Kegiatan pelatihan ini digelar secara virtual pada 20, 24, dan 28 September 2021 dan menghadirkan pakar pada bidangnya untuk memberikan keterampilan praktis bagi pelaku UMKM. Rangkaian kegiatan akan ditutup dengan webinar pada 5-6 Oktober yang direncanakan akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga dan pembicara menarik lainnya yang akan mendiskusikan langkah memajukan UMKM, khususnya UMKM perempuan. 

“Harapan kami, SAPA dapat menjadi platform untuk memberikan UMKM keterampilan praktis agar mereka bisa tetap produktif dan memiliki daya saing di tengah pukulan pandemi Covid-19,” kata Ishak Danuningrat, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement