Sabtu 02 Oct 2021 09:24 WIB

93 Persen Kasus Covid-19 di Korsel dari yang Belum Divaksin

Pemerintah akan terus menawarkan kesempatan vaksin ke mereka yang belum divaksinasi

Rep: idealisa masyrafina/ Red: Hiru Muhammad
 Seorang pekerja medis menerima dosis vaksin Pfizer BioNTech COVID-19 di pusat vaksinasi National Medical Center di Seoul Sabtu, 27 Februari 2021. Korea Selatan mulai memvaksinasi puluhan ribu pekerja di rumah sakit garis depan pada hari kedua program imunisasi masalnya.
Foto: Song Kyung-Seok / Pool via AP
Seorang pekerja medis menerima dosis vaksin Pfizer BioNTech COVID-19 di pusat vaksinasi National Medical Center di Seoul Sabtu, 27 Februari 2021. Korea Selatan mulai memvaksinasi puluhan ribu pekerja di rumah sakit garis depan pada hari kedua program imunisasi masalnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sebagian besar 93 persen infeksi virus corona yang dilaporkan di Korea Selatan selama tiga bulan terakhir telah terjadi di antara orang yang tidak divaksinasi atau tidak divaksinasi sepenuhnya. Hal ini memicu kekhawatiran, karena sekitar 5,77 juta orang di negara itu belum menerima dosis tunggal.

Menurut Markas Pusat Penanggulangan Bencana Korea Selatan, pada Jumat (1/10), total 108.646 orang dinyatakan positif terkena virus antara 4 Juli dan 19 September, di antaranya, 93 persen tidak divaksinasi atau divaksinasi sebagian.

Selama periode yang sama, 96 persen dari 2.292 pasien yang sakit kritis tidak sepenuhnya divaksinasi, sementara 87 persen dari 280 kematian adalah pasien yang belum sepenuhnya divaksinasi.

Dengan data seperti itu, otoritas kesehatan mengatakan bahwa orang yang tidak divaksinasi memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi. Mereka juga lebih mungkin jatuh ke dalam kondisi kritis dibandingkan individu yang divaksinasi penuh setelah terinfeksi.

Mereka juga memperingatkan bahwa negara itu mungkin melihat kebangkitan infeksi di antara kelompok yang tidak diimunisasi."Kita dapat melihat dari kasus di negara lain bahwa mereka mengalami kebangkitan besar virus, terutama di antara orang yang tidak divaksinasi. Korea kemungkinan tidak akan menjadi pengecualian. Ini akan menimbulkan risiko serius bagi rencana kami untuk transisi bertahap ke 'hidup bersama'. era Covid-19," kata juru bicara kementerian kesehatan Son Young-rae, dilansir di The Korea Times, Sabtu (2/10).

Dia mengatakan bahwa pemerintah akan terus menawarkan kesempatan vaksinasi kepada mereka yang belum menerima suntikan, tetapi mencatat bahwa pemerintah tidak akan memaksa orang untuk disuntik.

Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), sekitar 5,77 juta penerima yang memenuhi syarat belum menerima dosis tunggal. Hanya 7 persen dari mereka yang melakukan reservasi vaksin selama periode reservasi tambahan yang berlangsung dari 18 hingga 30 September.

Dengan latar belakang ini, pemerintah berencana untuk menerapkan serangkaian tindakan untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap vaksin. Mulai 18 Oktober, orang akan dapat menerima sisa vaksin di klinik lokal tanpa membuat reservasi. Otoritas kesehatan masyarakat Korea juga meninjau peluncuran program penjangkauan vaksin. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement