Sabtu 02 Oct 2021 14:45 WIB

Serbuan Angkatan Udara China Bikin Taiwan Berang

Pesawat tempur Taiwan usir 38 pesawat China.

Rep: Lintar Satria/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang warga memegang bendera Taiwan (Ilustrasi). Taiwan mengkritik pesawat tempur China yang masuk ke zona pertahanannya.
Foto: EPA
Seorang warga memegang bendera Taiwan (Ilustrasi). Taiwan mengkritik pesawat tempur China yang masuk ke zona pertahanannya.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taipei mengkritik keras Beijing setelah angkatan udara China masuk ke zona pertahanan Taiwan dalam jumlah terbesar yang pernah dilakukan. Sebelumnya, China mengklaim misi-misi semacam itu bagian dari menjaga kedaulatannya sekaligus merayakan berdirinya Republik Rakyat China.

Selama satu tahun terakhir, Taiwan mengajukan keberatan atas semakin banyaknya misi angkatan udara China masuk ke zona pulau yang dikelola demokratis tersebut. Angkatan udara China kerap terbang di sekitar barat daya zona pertahanan Taiwan di Pulau Pratas.

Baca Juga

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, pesawat tempur Taiwan mengusir 38 pesawat China dalam dua gelombang pada Jumat (1/10). Mereka menyebut, Taiwan mengirimkan pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat China di saat yang sama sistem pertahanan melakukan pemantauan.

"China terlibat dalam agresi militer serampangan yang merusak perdamaian di kawasan," kata Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, Sabtu (2/10).

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, pada gelombang pertama China mengirimkan 18 pesawat J-16, empat Su-30, dua pesawat bomber kapasitas nuklir H-6, dan satu pesawat antikapal selam. Pada gelombang kedua, Beijing mengirim 10 J-16s, 2 H-6s, dan sebuah pesawat peringatan.

Bedasarkan peta yang disajikan Kementerian Pertahanan Taiwan, pesawat-pesawat China terbang di dekat Pulau Pratas yang dikelola Taiwan. Dua pesawat bomber terbang dekat atol atau pulau koral di sekitar Pulau Pratas.

Kelompok kedua terbang rendah di arah Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina. Perairan penting yang menguhubungkan Pasifik dengan Laut Cina Selatan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement