Sabtu 02 Oct 2021 21:18 WIB

Ternak Kambing Untuk Hidupi Pesantren

Yayasan WALI akan dirikan pondok pesantren gratis bagi santri.

(dari kanan ke kiri: Awaludin Hanafi, M. Farid Abdillah dan M. Isnaini Ikhsan (paling kiri).
Foto: Dok Yayasan WALI
(dari kanan ke kiri: Awaludin Hanafi, M. Farid Abdillah dan M. Isnaini Ikhsan (paling kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI  – Pada masa sulit seperti ini, mengelola tanah wakaf agar menjadi produktif menjadi harapan banyak pihak. Namun, untuk menuju ke sana upaya yang dilakukan tidak mudah. “Kami mendapatkan amanah beberapa petak tanah. Kami berharap, wakaf tanah ini akan menjadi wakaf produktif yang mengalirkan manfaat bagi masyarakat, dan pahala bagi pewakafnya”, ujar Wakil Ketua Yayasan Wakaf Agro Lemah Ireng (WALI), Awaludin Hanafi, di Boyolali, Sabtu  (2/10). 

Saat ini, lanjut Hanafi, Yayasan WALI sedang membangun kandang untuk ternak kambing di salah satu tanah wakaf yang mereka kelola. Ada total lima pewakaf yang mewakafkan tanah dengan lokasi yang saling berdekatan, tepatnya di Gumukrejo, Kepoh, Sambi, Boyolali.

Mereka adalah HM. Djufrie, Hj  Sri Mulyani, Hadi Suparmo, Sukimin, dan Sunarto. “Kami merencanakan di tanah wakaf ini akan kami bangun Pesantren WALI gratis bagi santri. Karena itu sebelum pesantren berdiri, perlu ada sumber dana untuk back up operasional pesantren,” paparnya lagi seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Kandang yang sedang dibangun saat ini  baru sekitar 50 meter persegi, untuk sekitar 50 ekor induk. Rencananya akan diperbesar agar bisa menampung 500-an ekor kambing. “Pembangunan menghabiskan hampir Rp 35 juta,” terang M Farid Abdillah, bendahara Yayasan WALI. 

Biaya sebetulnya bisa lebih besar, namun bisa ditekan karena hampir seluruh kebutuhan kayu bisa disediakan dari pemotongan pohon yang tersedia di tanah wakaf itu. “Di samping, Alhamdulillah, kami banyak mendapatkan bantuan tenaga dan sumbangan makan sehari-hari untuk tukang dari penduduk lokal,” terang Farid.

photo
Rumput Pakchong yang sedang dipersiapkan untuk bank pakan ternak kambing.  (Foto: Dok Yayasan WALI)

Untuk keperluan ini, yayasan juga mulai bertanam rumput Pakchong, sebagai bank pakan. “Rumput jenis ini dipilih karena mengandung nutrisi tinggi untuk pakan ternak, lebih tahan di daerah kering dan cepat masa panennya,” papar M Isnaini Ikhsan, bagian Pembangunan Yayasan WALI.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya  baru menanam rumput seluas 200 meter persegi. “Setelah panen nanti akan dijadikan bibit untuk perluasan tanam rumput. Estimasinya seluas satu hektar,” Ikhsan menambahkan.

Pendanaan

Menurut M  Luthfi Hamidi, ketua Yayasan WALI, pendanaan untuk kegiatan ini masih dari internal. “Saat ini mengandalkan saweran dari pengurus. Saya berharap nantinya kita bisa melakukan semacam fund raising untuk pengadaan indukan kambingnya,” papar Luthfi. 

Kambing yang akan dibiakkan di sini dari jenis Jawa Randu. Biaya per induknya senilai kurang lebih Rp 2 juta per ekor. “Jadi untuk 50 ekor indukan pertama kami perlu dana kurang lebih Rp 100 juta,” imbuh Luthfi. 

Ia menambahkan, ke depannya bila operasional dari ternak kambing sudah berjalan, bisa menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar. Di samping, pesantren yang akan didirikan diharapkan bisa memberikan alternatif bagi penduduk sekitar dalam mengejar pendidikan yang sekaligus bisa memberikan bekal kemandirian bagi santri. 

Yayasan WALI resmi mendapatkan izin operasi pada tanggal 20 Maret 2021. Yayasan ini bergerak di bidang sosial, terutama  pendidikan, keagamaan, dan pembinaan ekonomi santri dan masyarakat. Yayasan selanjutnya akan mendirikan Pesantren WALI. 

“Sesuai dengan namanya, Pesantren WALI dibangun dari filosofi empat pilar, sesuai singkatan namanya: Worship, Attractive, Long Lasting, dan Independence,” kata Luthfi.

Ia menjelaskan, Worship  merujuk kepada niat suci bahwa pesantren adalah sebagai bentuk pengabdian dan ibadah untuk semata-mata mencari keridhaan-Nya dan bermanhaj ahlussunnah.

Attractive artinya   pesantrennya menarik. Artinya memiliki pembeda dari pesantren sejenis lainnya. “Antara lain, karena pesantren nantinya berkomitmen untuk membekali santri di bidang agro (pertanian, peternakan, dan perikanan), aneka usaha dan IT (ketrampilan bermedsos, penguasaan software dan  hardware untuk pengembangan dakwah via internet),” paparnya. 

Long Lasting artinya  berkelanjutan. Prinsip sustainabilitas atau berkelanjutan akan diterapkan.

Sedangkan Independence artinya mandiri. PP WALI membentuk, membimbing, jiwa kemandirian santri. “Life skills yang diajarkan di Pondok Pesantren  WALI, diharapkan menjadi alat bertahan hidup, berkompetisi, dan mengembangkan diri. Kemandirian dirintis dan dimulai dari PP WALI sendiri baru kemudian semangat ini bisa ditularkan kepada santri,” tutur Luthfi Hamidi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement