REPUBLIKA.CO.ID, SUKARAJA -- Bupati Bogor Ade Yasin menggandeng kalangan Habib sebagai salah satu upaya mempercepat vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemerintah, kata Ade, tak bisa kerja sendiri.
"Ini bisa mempercepat capaian target, karena kita tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah harus melibatkan pihak terkait dan majelis-majelis yang ada di Kabupaten Bogor, para kiai, pengasuh pondok pesantren untuk percepatan," ungkapnya saat meninjau vaksinasi massal di Pondok Pesantren Ar-Raudhoh, Cilebut, Sukaraja, Bogor, Sabtu.
Pada vaksinasi massal tersebut hadir Habib Mahdi bin Hamzah Assegaf sebagai pimpinan Pondok Pesantren Ar-Raudhoh, kemudian Habib Nabil Al Habsyi, Habib Baghir Al Habsyi, Habib Zaky Asrof, Habib Umar Syahab, Syekh Abdurrahman Sahal, Kiiai Cucun Nasai dan Habib Ahmad Al Athos.Ade Yasin menyebutkan capaian vaksinasi di Kabupaten Bogor baru mencapai 2 juta dosis lebih atau 25 persen dari target 8,5 juta dosis.
Tapi ia tetap optimistis dalam melakukan vaksinasi terhada tuluh puluh persen tahanan nabi, jumlah penduduknya atau 4,2 juta jiwa, setara dengan kewajiban menyuntikkan 8,5 juta dosis vaksin di akhir tahun 2021.
"Insya Allah Desember selesai, karena penduduk kita banyak. Anak-anak muda juga harus jadi influencer untuk vaksinasi dan kita akan siapkan vaksinnya sesuai kebutuhan," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor itu.
Pimpinan Pondok Pesantren Ar-Raudhoh, Habib Mahdi bin Hamzah Assegaf mengingatkan kepada peserta yang hadir dalam kegiatan vaksinasi massal bahwa vaksin Covid-19 yang digunakan pemerintah aman dan halal."Hasil pertimbangan hukumnya halal dan insya Allah aman menurut para dokter dan nakes di Indonesia," ujarnya
Ia bahkan meyakinkan umat islam mengenai kehalalan vaksin COVID-19 dengan menggelar vaksinasi massal 1.500 dosis untuk 1.000 masjid di Kabupaten Bogor."Dengan ikhtiar ini mudah-mudahan wabah virus COVID-19, Allah hilangkan di negeri ini khususnya di Kabupaten Bogor, dan kita bisa beraktivitas lagi seperti semula tanpa kekhawatiran paparan COVID-19," kata Habib Mahdi.