REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengeluarkan peringatan. Isinya mendesak wanita hamil untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
CDC mengatakan sangat merekomendasikan suntikan untuk wanita yang sedang hamil, mencoba untuk hamil atau yang mungkin menginginkan anak di masa depan. Data dari rumah sakit di seluruh negeri menunjukkan bahwa sekitar 97 persen wanita hamil yang dirawat di rumah sakit dengan kasus Covid-19 tidak divaksinasi.
Seiring dengan risiko penyakit parah dan kematian bagi wanita hamil atau baru saja hamil, Covid-19 juga menempatkan bayi pada peningkatan risiko kelahiran prematur dan masuk ke ICU. Bayi yang meninggal setelah lahir juga telah dilaporkan menurut data CDC.
CDC mencatat jumlah vaksinasi lebih rendah pada wanita hamil dibandingkan wanita tidak hamil, meskipun risikonya sudah diketahui. CDC sangat menganjurkan wanita hamil untuk divaksinasi terhadap Covid-19.
"Saya sangat mendorong mereka yang sedang hamil atau mempertimbangkan kehamilan untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan mereka tentang manfaat perlindungan dari vaksin Covid-19 untuk menjaga bayi mereka dan diri mereka sendiri aman,” kata Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky dalam sebuah pernyataan dilansir dari Nextstar Media Wire, Ahad (3/10).
Tercatat, hanya 31 persen ibu hamil yang divaksinasi lengkap sebelum atau selama kehamilan mereka pada 18 September menurut statistik Pelacak Data Covud. Ada pula perbedaan yang jelas antara ras dan etnis. Untuk wanita kulit hitam non-Hispanik, persentase vaksinasi bahkan lebih rendah, hanya 15,6 persen.
Kurangnya vaksinasi telah menyebabkan lebih dari 125 ribu kasus, 22 ribu rawat inap dan 161 kematian di antara wanita hamil dengan Covid-19, menurut CDC. Dua puluh dua dari kematian itu terjadi pada bulan Agustus saja, jumlah tertinggi yang pernah tercatat selama satu bulan.
CDC sudah mengumumkan ada cukup data untuk menganggap vaksin aman untuk wanita hamil pada bulan lalu. CDC lalu mengeluarkan peringatan dalam upaya untuk mempercepat vaksinasi. Harapannya, untuk melindungi wanita hamil berisiko lebih tinggi dan anak-anak mereka yang belum lahir.