REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada era digital saat ini terdapat beberapa pekerjaan atau profesi bisa tergantikan karena keberadaan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Salah satunya teller (kasir di bank), yang saat ini sebagian tugasnya telah digantikan mesin ATM.
Namun, ada satu profesi yang saat ini tak bisa tergantikan, yaitu guru. Sebagai pendidik, peran guru bukan sekadar melakukan transfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter siswa.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) M. Zain menyebut untuk dapat bertahan di era digital, seorang guru harus menguasai lima literasi. Hal ini disampaikan saat ia menjadi narasumber pada Seminar Tantangan Pendidikan Madrasah di Era Digital di Balikpapan.
"Ada lima penguatan literasi yang menjadi sebuah keniscayaan dan urgen untuk dikuasai guru madrasah di era digital saat ini," ujar M. Zain dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Ahad (3/10).
Lima literasi yang dimaksud adalah literasi membaca, menulis, numerasi, sains, dan sosial budaya. Literasi sains disebut sangat penting dikuasai agar Indonesia bisa merebut kunci-kunci peradaban di masa mendatang.
Zain juga mengingatkan agar guru madrasah selalu menyertakan hati dalam melaksanakan pekerjaannya. Sampai hari ini guru belum bisa tergantikan karena robot tidak bisa menggunakan perasaan.
"Siswa harus disentuh semua potensi kecerdasannya termasuk estetika/seni. Karena dengan seni hidup jadi indah," lanjutnya.
Selain membentuk karakter baik, guru juga harus membuat siswa ketagihan belajar. Ia menyebut seorang guru yang hebat juga harus pandai bercerita (storyteller) dan berempati kepada siswanya serta mendidik dengan penuh cinta atau welas asih (compassionate).
Kabid Penmad Kanwil Kemenag Kaltim Hakimin menyatakan sekarang ini madrasah sudah mendapat kedudukan penting di masyarakat. Hal ini disebabkan madrasah yang memiliki khazanah sendiri dan pilar kekuatan keagamaan, nasionalisme, kemandirian, keumatan dan kemodernan.
Ia juga menyampaikan, ada empat komponen yang perlu dimiliki madrasah jika ingin tetap eksis di era digital. Empat hal tersebut adalah vokasi (keterampilan), sains, penguatan IT, serta bahasa asing (Inggris, Arab, dan Mandarin).
Kegiatan seminar tersebut diikuti Kepala Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah se-Kaltim.Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Timur, H. Hakimin, serta Kasubbag TU Kemenag Kota Balikpapan, Masrivani.