REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Sedikitnya 23 warga Palestina terluka dan puluhan lainnya terdampak gas air mata ketika pasukan keamanan Israel secara paksa membubarkan beberapa demonstrasi anti-permukiman di Tepi Barat pada Jumat.
Ahmed Jebril, direktur Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina di kota Nablus, Tepi Barat utara, mengatakan 11 warga Palestina terluka akibat peluru karet Israel dalam bentrokan di Gunung Sbeih, dekat desa Beita, selatan kota Nablus.
Dia menambahkan bahwa empat orang terluka saat mereka terjatuh dalam bentrokan tersebut. Jebril menambahkan tim medis juga mengobati tujuh orang yang terkena peluru karet Israel di desa Beit Dajan, timur kota Nablus.
Di desa Beita, sebuah video yang beredar menunjukkan drone Israel menembakkan tabung gas air mata. Jaringan Perusahaan Penyiaran Israel mengatakan pesawat tanpa awak negara itu jatuh karena kegagalan teknis.
Di desa Kafr Qaddum, sebelah timur Qalqilya, koordinator Komite Perlawanan Rakyat di desa, Murad Eshteiwi, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa tentara Israel menembakkan peluru tajam, peluru logam berlapis karet, dan tabung gas air mata pada Jumat. Dia menambahkan bahwa satu anak Palestina ditembak di kakinya dengan peluru berlapis karet.
Sementara itu, di selatan Tepi Barat, bentrokan meletus antara warga Palestina dan tentara Israel setelah Salat Jumat di daerah Bab al-Zawiya, pusat kota Hebron, di mana puluhan orang dirawat karena terdampak tabung gas air mata Israel.
Setiap Jumat, warga Palestina menggelar pawai menentang permukiman dan tembok pemisah di sejumlah desa dan kota di Tepi Barat. Menurut otoritas Israel dan Palestina ada sekitar 650 ribu pemukim di Tepi Barat, termasuk Yerusalem yang diduduki, yang tinggal di 164 permukiman dan 116 kompleks.