Ahad 03 Oct 2021 18:15 WIB

Rusia: AUKUS dan Quad Kikis Kerja Sama di Asia-Pasifik

Rusia Sergey Lavrov mengkritisi pembentukan aliansi AUKUS dan Quad

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
 Kapal induk dan kapal perang berpartisipasi dalam fase kedua latihan angkatan laut Malabar, latihan gabungan yang terdiri dari India, AS, Jepang dan Australia, di Laut Arab Utara pada hari Selasa, 17 November 2020. Keempat negara membentuk Dialog Keamanan Segi Empat, atau Quad.
Foto: AP/NAVTEJ/Indian Navy
Kapal induk dan kapal perang berpartisipasi dalam fase kedua latihan angkatan laut Malabar, latihan gabungan yang terdiri dari India, AS, Jepang dan Australia, di Laut Arab Utara pada hari Selasa, 17 November 2020. Keempat negara membentuk Dialog Keamanan Segi Empat, atau Quad.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengkritisi pembentukan aliansi pertahanan baru antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) atau dikenal sebagai AUKUS serta dialog empat sisi tentang keamanan yang melibatkan AS, Jepang, India, dan Australia (Quad).

Menurut Lavrov, AUKUS dan Quad diarahkan untuk mengikis format kerja sama universal yang telah berlangsung lama di Asia-Pasifik di bawah naungan ASEAN. Dia mengungkapkan, salah satu tren paling modis saat ini adalah apa yang disebut sebagai strategi Indo-Pasifik yang ditemukan AS.

Baca Juga

“Semua ini mengikuti garis mengikis format universal di kawasan Asia-Pasifik yang ada selama beberapa dekade terakhir di bawah naungan ASEAN,” kata Lavrov saat berbicara di Majelis ke-29 Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan Rusia pada Sabtu (2/10) dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Menurut Lavrov, KTT Asia Timur, forum keamanan ASEAN, pertemuan para menteri pertahanan dan mitra ASEAN atau kerap disebut ASEAN+, dan sejumlah format lainnya yang berdasarkan prinsip konsensus merupakan beberapa format universal yang terkikis oleh pembentukan AUKUS serta Quad.

Pada 15 September lalu, pembentukan AUKUS diumumkan. Prancis menjadi negara yang mengkritik keras pembentukan aliansi baru pertahanan tersebut. Pasalnya tak lama setelah pengumuman, Australia membatalkan kontrak pembelian kapal selam diesel-elektrik bernilai puluhan miliar dolar dengan Prancis. Kemudian pada saat bersamaan, Canberra mengumumkan bakal membeli kapal selam bertenaga nuklir dari Washington.

Prancis memutuskan menarik duta besarnya untuk Australia dan AS pasca-pengumuman pembatalan kontrak pembelian kapal selam tersebut. Perdana Menteri Australia Scott Morrison sempat membantah tuduhan Prancis bahwa negaranya berbohong perihal rencananya membatalkan kontrak. Morrison mengklaim telah menyuarakan keprihatinan atas kesepakatan itu sejak beberapa bulan lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement