Ahad 03 Oct 2021 21:25 WIB

ASN di Tasikmalaya Diinstruksikan Beli Telur dari Peternak

Instruksi ASN beli telur ke peternak untuk stabilkan harga

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nashih Nashrullah
Instruksi ASN beli telur ke peternak untuk stabilkan harga.  Ilustrasi telur ayam
Foto: Republika/Imas Damayanti
Instruksi ASN beli telur ke peternak untuk stabilkan harga. Ilustrasi telur ayam

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menginstruksikan seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk membeli telur. Instruksi itu dikeluarkan bertujuan agar harga telur di pasaran kembali stabil. 

Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, mengatakan  pihaknya sudah melakukan pembahasan terkait harga telur yang anjok. Salah satu langkah yang akan akan dilakukan adalah menginstruksikan seluruh ASN membeli telur.   

Baca Juga

"Besok lusa seluruh ASN di Kota Tasikmalaya disarankan membeli telur minimal satu orang satu kilogram. Disarankan untuk beli langsung ke peternak," kata dia, Ahad (3/10).

Dia  berasumsi, apabila ada 7.000 ASN di Kota Tasikmalaya, sebanyak 7 ton telur dari peternak akan terserap. Dengan langkah itu, diharapkan harga telur dapat kembali normal. 

Yusuf mengatakan, pihaknya sudah membuat edaran agar seluruh ASN membeli telur. Namun rencananya, edaran itu akan dipertegas melalui instruksi.  

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya, harga telur berkisar Rp 17.500 per kilogrammya. Dalam kondisi normal, harga telur di pasaran berada di atas Rp 20 ribu per kilogram. 

Sebelumnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Nurtjipto, menjelaskan pada awal Agustus harga telur masih terpantau tinggi. Namun pada akhir Agustus hingga saat ini, harga telur mengalami penurunan yang cukup dalam. 

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya telah melakukan langkah identifikasi ke Pasar Cikurubuk pada awal September. Di pasaran, stok telur aman tersedia. Namun minat pembeli cukup rendah. 

"Ini disebabkan kebijakan PPKM yang membatasi mobilitas masyarakat, serta telah disalurkannya bantuan pangan bagi masyarakat menengah ke bawah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga mengakibatkan permintaan ke pasar mengalami penurunan," kata dia. 

Menurut Nurtjipto, fenomena tersebut berdampak pada melimpahnya ketersediaan komoditas telur di pasaran. Akibatnya, kondisi itu menekan harga telur di tingkat peternak di berbagai daerah, termasuk di sentra produksi telur Kabupaten Blitar.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement