Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir
REPUBLIKA.CO.ID, — Proses mencari ilmu ternyata sangat pelik dan mempunai tahapan serta adab-adab yang mesti dilaksanakan.
Bagi para pencari ilmu agama juga demikian. Dahulu, orang tua yang menyerahkan anaknya ke guru ngaji, juga tak ingin begitu saja pasrah terhadap pendidikan anaknya.
Seperti yang terjadi dan dicontohkan Utbah bin Abu Sufyan. Dia berpesan kepada pendidik anaknya sejumlah pesan-pesan bijak. Ini sebagaimana dinukilkan dalaman riwayat berikut ini:
قال عتبة بن أبي سفيان لعبد الصمد مؤدب أولاده : ليكن أول ما تبدأ به من إصلاح بني إصلاح نفسك ؛ فإن أعينهم معقودة بعينك ؛ فالحسن عندهم ما استحسنت ، والقبيح عندهم ما استقبحت ، وروهم سير الحكماء ، وزد فى تأديبهم أزدك فى بري أليس الصبح بقريب للشيخ ابن عاشور
Utbah bin Abi Sufyan berkata pada Abdus Somad, guru untuk anak-anaknya, “Hal pertama yang mesti engkau lakukan (sebelum mendidik anak-anakku) adalah perbaiki dulu dirimu, karena mata mereka tertuju padamu, yang baik menurut mereka adalah apa yang engkau anggap baik, dan yang buruk menurut mereka adalah apa yang engkau anggap buruk. Ceritakan pada mereka kisah orang-orang bijak. Maksimalkan usahamu untuk mendidik mereka niscaya aku tambahkan kebaikanku untukmu."
Dari kisah ini, setidaknya ada sejumlah pelajarab berharga yang bisa diambil yaitu pertama, perlu ada kontrak dan perjanjian antara orang tua dan guru. Kedua, prioritas guru sebelum mendidik murid adalah memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu, dan ketiga ketika guru menampakkan kerja keras dalam tugasnya mesti ada kompensasi ekstra dari orang tua.