Senin 04 Oct 2021 07:13 WIB

Tangkap Pasar Ekspor, ESDM Pacu Produksi Gas

Pemerintah konsisten mengejar target produksi gas 12 Miliar Kaki Kubik Per Hari.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Pemerintah menegaskan target peningkatan produksi gas bumi nasional sudah tidak bisa ditawar lagi. Pemerintah tetap konsisten mengejar target produksi gas 12 Miliar Kaki Kubik Per Hari pada 2030.
Foto: Istimewa
Pemerintah menegaskan target peningkatan produksi gas bumi nasional sudah tidak bisa ditawar lagi. Pemerintah tetap konsisten mengejar target produksi gas 12 Miliar Kaki Kubik Per Hari pada 2030.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menegaskan target peningkatan produksi gas bumi nasional sudah tidak bisa ditawar lagi. Apalagi potensi gas bumi Indonesia yang terbilang besar, serta akan memainkan peranan kunci dalam transisi energi di mana gas juga akan membantu mengembangkan teknologi energi bersih bahan bakar fosil dan mempercepat penurunan emisi. Potensi gas Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan ketahanan energi menuju kemandirian energi nasional harus direncanakan secara baik, tidak terlalu tergantung pada situasi dan kondisi dunia. Saat ini Indonesia berada pada periode transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan dan langkah yang ditempuh diyakini pemerintah sudah on the right track.

“Ketahanan energi itu harus direncanakan baik-baik, dengan tidak terlalu tergantung pada kondisi dunia. Saya yakin Indonesia bisa, di mana transisi energi kita adalah gas. Kita sudah on the right track,” kata Tutuka, seperti dikutip Senin (4/10).

Pemerintah tetap konsisten mengejar target produksi gas 12 Miliar Kaki Kubik Per Hari (BSCFD) pada tahun 2030. Menurut Tutukap produksi gas memang diperuntukan utamanya untuk kebutuhan domestik. Namun apabila permintaan domestik tidak kunjung tumbuh signifikan, maka pemerintah akan mendorong penjualan gas untuk luar negeri.

“Apabila target tercapai, masih ada ruang untuk ekspor karena kebutuhan dalam negeri dan peningkatan kebutuhan gas untuk industri dan kelistrikan juga masih dapat terpenuhi,” ungkap Tutuka.

Pemerintah juga berkomitmen menyediakan energi murah dengan cara membangun infrastruktur. Sebagai contoh, pembangunan pipa Cirebon-Semarang (Cisem) sepanjang 260 km dan pipa Dumai-Sei Mangke sepanjang 360 km. Kedua jalur pipa ini menghubungkan Sumatera dan Jawa, serta mendorong pertumbuhan industri di kawasan tersebut.

“Pemerintah dalam hal ini Pak Menteri ESDM sangat serius dengan hal ini (pembangunan infrastruktur pipa). Kalau ini terbangun, dari Barat ke Timur bisa tersambung, demikian pula sebaliknya,” ujar Tutuka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement