REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Taliban mengatakan setidaknya lima warga sipil tewas dalam ledakan bom di sebuah masjid di Kabul. Serangan bom ini adalah yang paling mematikan sejak pasukan Amerika Serikat (AS) ditarik mundur dari Afghanistan.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Namun kecurigaan jatuh pada ISIS yang meningkatkan serangan terhadap Taliban dalam beberapa pekan terakhir. Terutama di wilayah kekuasaan mereka di timur Afghanistan.
Bom pinggir jalan tampaknya meledak di depan pintu gerbang Masjid Eid Gah saat upacara pemakaman ibu juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid digelar. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban Qari Saeed Khosti mengatakan, lima warga sipil tewas dalam ledakan tersebut.
Ledakan pada Ahad (3/10) kemarin itu menandai tantangan yang dihadapi Taliban. Beberapa pekan setelah mereka merebut kekuasaan dari pemerintah yang diakui masyarakat internasional pada 15 Agustus lalu.
Selama pemberontakan 20 tahun Taliban kerap melakukan serangan bom dan penembakan. Tapi kini mereka menghadapi milisi saingan yang menggunakan metode yang serupa.
Baca juga : Akun Twitter Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid Dibatasi
Tantangan keamanan menambah kesulitan ekonomi yang dihadapi Taliban. Kelompok tersebut kesulitan menjalankan pemerintahan tanpa bantuan asing yang dimiliki pemerintahan sebelumnya.
Juru bicara Taliban Bilal Karimi mengatakan tiga orang ditangkap terkait ledakan tersebut. Ia menambahkan tidak ada anggota Taliban yang terluka.
Warga Kabul Mohammad Israil mengatakan ia mendengar 'suara keras' dan melihat orang-orang berlari. Di media sosial Twitter rumah sakit yang didanai Italia di Kabul mengatakan menerima empat orang yang terluka dalam ledakan tersebut.
Taliban menutup dan menjaga ketat daerah sekitar masjid. Pada sore harinya lokasi kejadian dibersihkan. Tanda-tanda bekas ledakan hanya terlihat di ornamen pintu masuk masjid.
Sejak Taliban berkuasa pada pertengahan Agustus lalu ISIS meningkatkan serangannya. Hal ini menandakan melebarnya konflik antara dua milisi bersenjata tersebut.
Kehadiran ISIS masih kuat di provinsi timur Nangarhar tempat kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas sejumlah pembunuhan di ibukota provinsi Jalalabad. Pada akhir Agustus lalu bom bunuh diri ISIS mengincar warga Amerika yang melakukan evakuasi di bandara Kabul.
Ledakan tersebut menewaskan 169 warga Afghanistan dan 13 tentara AS. Salah satu serangan paling mematikan di Afghanistan selama bertahun-tahun.
Baca juga : KRI Bima Suci Kembali Arungi Nusantara
ISIS cukup jarang menggelar serangan di Kabul tapi beberapa hari terakhir mereka mulai memperluas jejaknya keluar wilayah timur. Mulai bergerak ke arah ibukota.
Pada Jumat (1/10) lalu Taliban menyerbu persembunyian ISIS di Provinsi Parwan, sebelah utara Kabul. Serbuan tersebut dilakukan beberapa hari setelah serangan bom pinggir jalan ISIS di daerah itu melukai empat orang anggota Taliban.