Senin 04 Oct 2021 11:15 WIB

PTM Kota Bogor, Siswa Naik Angkot ke Sekolah Jadi Catatan

Kepala Disdik Kota Bogor menganjurkan orang tua agar anaknya naik ojok ke sekolah.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim.
Foto: Dok Pemkot Bogor
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Setelah hampir dua tahun, Kota Bogor memulai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas serentak di 200 sekolah pada Senin (4/10). Dalam pelaksanaan hari pertama, ditemukan sejumlah siswa yang berangkat sekolah menggunakan angkutan umum, bukan diantar orangtua atau menggunakan ojek daring.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim mengatakan, temuan siswa naik angkot maupun ojek menjadi catatan bagi pihak sekolah dalam melaksanakan PTM. Dia tidak ingin siswa ketika berangkat dalam kondisi sehat, namun malah berpotensi tertular di perjalanan.

"Ada beberapa anak yang ke sekolah menggunakan sarana angkutan umum. Jadi harus ada treatment khusus. Jangan sampai di rumah steril, di sekolah steril, tapi di tengah-tengah ini rawan, ujar Dedie ketika meninjau pelaksanaan PTM di SMPN 1 dan SMAN 1 Kota Bogor, Jawa Barat, Senin.

Oleh karena itu, kata Dedie, sekolah dan komite harus bisa melindungi dan menjaga anak-anak agar tetap aman selama PTM di lingkungan sekolah. Juga, harus dibuat satu metode yang dikembangkan khusus untuk mencegah terjadinya paparan baru Covid-19.

Misalnya, sambung dia, anak-anak yang memakai angkutan umum, didisinfeksi memakai disinfektan chamber. Kemudian, dipastikan setiap ruangan ada beberapa petugas yang membawa disifektan dan melakukan disinfeksi.

Baca juga : Vaksinasi Mahasiswa, Pemkot Yogya: Stok Mencukupi

Tentunya, kata Dedie, protokol kesehatan di sekolah harus dilaksanakan secara ketat. Hal itu sesuai dengan daftar periksa dari SKB 4 Menteri. "Di rumah saya yakin juga anak-anak sudah divaksin, orang tua sudah divaksin, rumah juga insya Allah aman," tutur Dedie.

Dia menambahkan, selama hampir dua tahun belakangan, hampir 40 ribu warga Kota Bogor terpapar Covid-19. Hari ini, tercatat 55 orang masih positif Covid-19, dan tiga orang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor.

"Jadi risiko dari pembukaan PTM ini harus ditekan semaksimal mungkin supaya tidak terjadi lagi paparan-paparan baru. Jadi mohon pada KCD (kepala cabang dinas), kepala sekolah, dan tim komite sekolah untuk memperhatikan hal seperti ini," kata Dedie.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi mengatakan, pihaknya tentu khawatir para siswa bisa terpapar ketika mengikuti PTM. Sehingga, ia pun tidak menganjurkan siswa yang berangkat sekolah naik angkutan umum, lantaran potensi terinfeksi Covid-19 bisa terjadi di mana pun.

Pasalnya, kondisi angkutan umum relatif sempit dan tidak bisa menjaga jarak antarpenumpang. Berbeda jika kondisi angkutan umum kosong. "Makanya kita menganjurkan sama orang tua itu naik (ojek) online, jangan sampai dari rumah steril, sekolah steril, di jalan tidak steril nah itu kan tidak kita inginkan. Sehingga kewaspadaan ini harus dipahami secara individu," kata Hanafi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement