Senin 04 Oct 2021 11:34 WIB

MATAN dan Komuji Hadirkan Tasawuf di Ekspresi Seni Abad 21

Tasawuf telah lama menjadi bagian dari khazanah kebudayaan Islam. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Tari Seudati
Foto: Antara
Tari Seudati

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengurus Pusat Mahasiswa Ahlith-Thoriqoh al Mu’tabaroh an-Nahdliyyah (MATAN) bersama Komunitas Musisi Mengaji (Komuji) menyelenggarakan talks show bertajuk Matan Music Bless. Talk show ini mengambil tema “Khazanah serta nilai sufisme dalam perkembangan sosial dan budaya popular” yang disiarkan secara langsung melalui Zoom dan Youtube Komuji Indonesia pada Rabu (29/9) lalu.

Matan Music Bless kali ini menghadirkan narasumber Habib Husein Ja’far Al-Hadar, DR Asep Salahudin (penulis dan cendikiawan muslim) dan Kalis Mardiasih (penulis dan aktivis perempuan muslim). Acara tersebut dibuka oleh Plt Ketua Umum Pengurus Pusat MATAN dan Plt Kepala Pusdatin Kemendikbud DR Hasan Chabibie atau yang lebih akrab disapa Gus Hasan juga Ketua PW Jawa Barat MATAN dan Wakil Direktur Pascasarjana UIN SGD Bandung DR Ajid Thohir MAg. Acara juga dihadiri Kholil Mahmud (vokalis Efek Rumah Kaca), Dewi Gita, Panji Sakti (song writer, composer dan penyanyi) dan Recvolable.

Menurut Founder Komuji Indonesia Eggy Fauzi, keragaman latar belakang pembicara yang berasal dari kalangan akademisi, cendikiawan, aktivis sosial dan praktisi kebudayaan (seniman) melahirkan perbincangan yang kaya akan perskpektif dan ketajaman kajian.

“Tasawuf atau nilai-nilai sufisme tidak hanya bisa dilacak pengaruhnya pada ragam kesenian tradisional seperti seni debus, tari Seudati atau wayang saja, tapi juga dapat dirasakan kehadirannya dalam berbagai ekspresi seni di abad 21 kini," ujar Eggy dalam keterangan persnya, Senin (4/10).

Eggy mengatakan, kajian mengenai tasawuf dan nilai-nilai sufisme yang mungkin terdengar asing dan terkesan berat menjadi terasa lebih ringan karena perbincangan dipandu secara santai oleh Kang Wawan Gunawan, M.Ag (aktivis dialog antar umat beragama) dan Amaranoeve (model dan influencer muda). Perbincangan juga terasa lebih hangat dengan penampilan dari para special guests (Kholil ERK dan Panji Sakti).

Bahkan, Event MATAN Music Bless ini mendapatkan apresiasi dari Kepolisian Sektor (Polsek) Bandung Wetan yang hadir diwakili Babin Kamtibmas AIPTU Winar Supendi. Menurutnya, syi’ar keagamaan yang disampaikan melalui kemasan kebudayaan seperti ini bisa ikut membangun toleransi keberagamaan di masyarakat.

Ketua PW Jawa Barat MATAN Gus Hasan mengatakan, tasawuf telah lama menjadi bagian dari khazanah kebudayaan Islam. Demikian pula halnya dengan nilai-nilai sufisme yang turut mewarnai budaya popular masyarakat Indonesia, termasuk musik dan lagu di dalamnya. 

Perbincangan yang dikemas dalam talkshow bertajuk MATAN Music Bless ini, kata dia, bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan nasionalisme di kalangan anak muda melalui pendekatan tasawuf atau sufisme yang menjadi warna dalam kebudayaan popular. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement