REPUBLIKA.CO.ID, HALLE -- Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak Jerman untuk menempa masa depan bersama yang mengacu pada latar belakang yang beragam, Ahad (3/10). Dia mengingat kembali keputusan 2015 untuk menerima satu juta pengungsi yang merupakan momen menentukan dari jabatan kanselirnya yang panjang.
Merkel tampak hampir menangis selama pidato untuk menandai peringatan 31 tahun reunifikasi yang mungkin menjadi yang terakhir sebelum mundur. Dia mengatakan kebebasan yang datang dengan reunifikasi Jerman 31 tahun lalu telah membawa begitu banyak peluang baru bagi orang-orang dari bekas Komunis Timur, tempat dia dibesarkan. Namun menurutnya, banyak dari mereka tiba-tiba menemukan diri mereka di jalan buntu.
Dengan suara yang terdengar emosional, Merkel mengingat seorang jurnalis menulis tahun lalu dia bukanlah orang Jerman sejati. Kritik ini muncul setelah dia mengatakan kepada wartawan pada 2015 bahwa jika warga Jerman mulai meminta maaf dengan menunjukkan wajah ramah selama krisis pengungsian, maka ini bukan negaranya.
"Apakah ada dua jenis orang Jerman dan Eropa, yang asli dan yang diakuisisi, yang harus membuktikan afiliasi mereka setiap hari lagi dan dapat gagal dalam ujian dengan kalimat seperti yang ada di konferensi pers?" kata Markel bertanya.
Krisis pengungsi 2015 terjadi usai Merkel membuka pintu Jerman bagi sekitar satu juta migran yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah. Keputusan itu adalah tindakan paling kontroversial pada masa kekuasaannya dan memicu kebangkitan Alternatif sayap kanan untuk Jerman (AfD).
"Apa negara saya? Setiap individu harus dapat merasa didengar dan dimiliki," ujar Markel dalam pidatonya.
Baca juga : Topan Shaheen Menewaskan Sembilan Orang
Markel menyerukan Jerman membentuk masa depan bersama. "Bersikaplah terbuka untuk bertemu, ingin tahu tentang satu sama lain, saling menceritakan kisah Anda, dan mentolerir perbedaan Anda. Ini adalah pelajaran dari 31 tahun persatuan Jerman," katanya.
Merkel menggambarkan keputusannya tahun lalu, pada peringatan 30 tahun reunifikasi Jerman, untuk membatasi kebebasan sipil. Upaya itu ditempuh guna mengekang penyebaran virus corona sebagai salah satu pengalaman paling sulit pada masanya sebagai kanselir.
Sosok Merkel mengambil alih kekuasaan pada 2005. Dia berencana untuk mundur begitu pemerintahan baru terbentuk setelah pemilihan pada pekan lalu.