REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor Pertanian terbukti mampu bertahan diberbagai kondisi khususnya dimasa pandemi Covid-19. Bisnis pertanian saat ini juga menjadi sektor yang paling stabil dan strategis mulai dilirik para generasi milenial.
Seperti yang dilaokni oleh Penyanyi Dangdut, Jenita Janet. Ia mengatakan, saat ini sedang memgembangkan peternakan sapi dengan label Ternaqindonesia. Menurutnya, pertanian itu sangat menarik sekaligus menguntungkan pula.
"Banyak yang bisa dimanfaatkan dari ternak yang dimilikinya mulai dari daging, kulit, bahkan kotorannya. Bahkan setiap sapi memiliki karakter masing-masing. Itulah yang membuat ia betah berlama-lama di peternakannya," katanya dalam acara Tani Inspiratif Kekinian Talkshow di Kementerian Pertanian, Jumat (1/10) akhir pekan lalu.
Jenita mengaku dalam mengembangkan bisnis peternakan, dirinya banyak belajar mengenal jenis sapi diantaranya sapi limosin, sapi bali, sapi brahman, hingga sapi ongole. Tidak hanya itu, karakteristik tiap sapi juga perlu dikenali seperti karakter sapi ongole yakni sapi pekerja keras, sabar, tahan lapar dan bisa dimanfaatkan daging atau susunya.
"Di peternakan agar nggak bau, ya ditanam pandan, dikasih emulator agar kandang nggak bau," jelasnya.
Tidak hanya itu, Jenita juga menambahkan bahwa kebutuhan ternak itu ada setiap saat, tidak hanya pada saat momen hari raya. Untuk mempermudah memasarkan ternaknya, saat ini ia mengembangkan e-commerce sekaligus untuk memudahkan costumer memilih dan mendapatkan hewan ternak terbaik tanpa harus datang ke kandang.
“Banyak customer yang butuh hewan ternak tapi tidak mau ke kandang, karena jauh dan lain sebagainya. Tapi nanti gampang tinggal klik-klik, pilih hewan yang sesuai, lalu dikirim, dan ada garansi kesehatannya, karena ada dokternya,” tambahnya.
Baca juga : Jokowi Ingin Papua Barat Jadi Produsen Utama Pertanian
Petani Milenial, Azis Abdul Rahman, mengaku bertahan menjadi petani karena merasakan bahwa usaha hidroponik sayuran omzetnya menjanjikan dan tidak mengenal musim. Pada saat pandemi, Azis bisa memasarkan secara online dan menyediakan jasa antar langsung sehingga bisa lebih dekat dengan konsumen.
"Efek dari pandemi pasti ada. Produksi sayuran menjadi oversuplai sehingga waktu itu kita bagikan sayurannya ke masyarakat sekitar.Ternyata hal ini menjadi ajang promosi sehingga masyarakat sekitar menjadi kenal dan akhirnya menjadi pembeli," terangnya.
Bagi Azis, bantuan Kementerian Pertanian dalam bentuk program Pengembangan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) memberikan manfaat secara nyata. Ia mendapatkan modal awal untuk berusaha hidroponik dan dalam satu tahun modal tersebut sudah bisa menjadi aset untuk pengembangan usaha lebih lanjut.
“Menjadi petani hebat, perlu proses dan tekad yang kuat dan segera mulai, sehingga lebih cepat menuai," ucap Azis.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri, menilai sektor pertanian pada masa pandemi covid 19 merupakan sektor yang ampuh untuk dijadikan sandaran gaya hidup serta memberikan andil besar dalam menopang perekonomian nasional.
"Di masa pandemi ini, di masa kita perlu memperkuat ketahanan pangan, di masa kita perlu menjadikan ekonomi bangsa kita mandiri dan berkeadilaan sosial, pertanian ada untuk menjadi tulang punggung negara kita,” ungkapnya.
Sektor pertanian merupakan satu diantara sedikit sektor yang tumbuh positif di tengah pandemi covid-19. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen, sedangakan sektor pertanian justru tumbuh di kisaran 1,75 persen. Ditambah lagi jika dilihat dari subsektor yang khusus terkait pertanian mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi di angka 2,11 persen.
“Dan para petani muda ini telah membuktikan bahwa pertanian itu sangat menarik, sangat menguntungkan, memberi prospek bisnis dan lifestyle,” kata dia.
Baca juga : Jokowi Belanja di Pasar Sota, Pedagang: Gembira Sekali