Senin 04 Oct 2021 13:52 WIB

Januari-September 2021, Komnas HAM Terima 3.758 Aduan

Tiga wilayah peristiwa terbanyak, yaitu DKI, Jawa Barat, dan Sumatera Utara.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Ketua Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, mengungkapkan, Komnas HAM menerima 3.758 aduan selama Januari hingga September 2021. Dari 3.758 berkas aduan tersebut kemudian dikonversi menjadi 2.331 aduan.

"Januari sekitar 200-an angkanya kelihatan cukup stabil hanya mungkin pada bulan Maret dan September ada peningkatan," kata Taufan dalam rapat dengar pendapat Komisi III dengan Komnas HAM, Senin (4/10).

Baca Juga

Taufan mengatakan jumlah aduan yang diterima Komnas HAM selama pandemi covid -19 tak jauh berbeda seperti tahun sebelumnya. Hal tersebut lantaran Komnas HAM juga menerapkan mekanisme pengaduan melalui online.

"Jumlah secara keseluruhan tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena ada mekanisme online," ujarnya.

Selain itu, Taufan juga mengklasifikasi tiga wilayah peristiwa terbanyak dari Januari-September 2021. Tiga wilayah tersebut, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. 

"Klasifikasi teradu, tertinggi masih tetap Polri, ada yang terkait dengan kekerasan, tapi ada yang kaitannya penanganan perkara yang diadukan ke komnas HAM oleh pihak yang sudah menyampaikan masalah mereka ke Polri," ucapnya.

Selanjutnya, Taufan mengatakan pengaduan di korporasi juga  mengalami peningkatan. Pada tahun sebelumnya berada korporasi di urutan tiga, sementara pemerintah daerah di urutan dua.

"Sekarang-sekarang malah semakin kelihatan pengaduan mengenai korporasi itu meningkat, pemda sekarang di urutan ke-3 yang dulunya diurutan ke-2," ungkapnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement