REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Presiden Joko Widodo melakukan tanam jagung bersama petani di Kelurahan Klamasen Distrik Mariat Kabupaten Sorong, Papua Barat, Senin, (4/10).
Presiden didampingi Ketua DPR RI, Puan Maharani, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, serta Bupati Sorong, Johny Kamuru menanam jagung di lahan seluas 8 hektar.
Presiden saat menyampaikan keterangan pers-nya di lokasi menyampaikan bahwa Provinsi Papua Barat memiliki potensi besar sebagai daerah produsen utama komoditas pertanian di Indonesia Timur. Untuk diketahui, di Papua Barat terdapat 11 ribu hektar lahan jagung, 7 juta hektar untuk tanaman pangan dan hortikultura.
"Lahan di sini memang cukup luas tapi yang termanfaatkan maksimal hanya 33 persen. Karena itu tadi saya meminta kepada Menteri Pertanian dan Gubernur Papua Barat untuk meningkatkan kapasitas produksi," kata Presiden.
Presiden juga meminta merubah sistem tanam dari yang satu kali tanam dalam setahun menjadi dua atau tiga kali setahun. Hal ini menurutnya agar kebutuhan pangan bisa disiapkan dari tanah papua sendiri.
"Saya juga mengajak kepada petani-petani milenial untuk diberikan kesempatan sebagai motor penggerak di sektor pertanian ini," imbuhnya.
Presiden meyakini jika petani milenial diberikan kepercayaan akan mampu menciptakan ketahanan pangan utamanya di Papua Barat. "Saya tadi juga melihat penggunaan teknologi pertanian, kemudian juga akan dbeirkan akses untuk modal usaha, juga irigasi cacingnya akan diperbaiki oleh Kementerian Pertanian dan juga pelatihan-pelatihan yg berkaitan dengan teknologi Pertanian," ungkap Presiden.
Dengan itu semua Presiden berharap ada peningkatkan produktivitas, utamanya komoditas yang ditanam hari ini yaitu jagung karena memang kebutuhan jagung baik untuk pangan maupun pakan ternak masih membutuhkan tambahan.
Untuk diketahui, pada tahun 2020 produksi Kabupaten Sorong mencapai 2.690 ton gabah kering giling setara dengan 1.543 ton beras. Sedangkan untuk jagung, di tahun 2020 diperkirakan 775 ton.