Senin 04 Oct 2021 16:50 WIB

Pandora Papers Bongkar Kekayaan Rahasia Para Pemimpin Dunia

Pandora Papers mengungkap bagaimana para pemimpin negara mengakali pajak

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
,Mantan perdana menteri Inggris Tony Blair ada dalam data Pandora Papers. Pandora Papers mengungkap bagaimana para pemimpin negara mengakali pajak. Ilustrasi.
Foto: EPA/Duc Thanh
,Mantan perdana menteri Inggris Tony Blair ada dalam data Pandora Papers. Pandora Papers mengungkap bagaimana para pemimpin negara mengakali pajak. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Puluhan kepala negara dan pemerintahan hingga artis diduga menyimpan kekayaan tersembunyi di luar negeri. Hal itu terungkap dalam penelusuran yang disajikan ke sebuah laporan yang disebut Pandora Papers.

Pandora Papers mengungkap aset rahasia, kesepakatan bisnis, hingga kekayaan rahasia para pejabat dan miliuner yang diduga mendirikan perusahaan cangkang di negeri bebas pajak. Konsorsium Internasional Jurnalis Investigatif atau International Consortium Investigative Journalists (ICIJ) yang terdiri dari 600 jurnalis dari 150 media di 117 negara menelusuri kebocoran data berukuran hampir 3 terabita dari sumber anonim.

Baca Juga

Data yang bocor mencapai sekitar 11,9 juta dokumen dari 14 perusahaan jasa keuangan di seluruh dunia. Hasil investigasi mereka kemudian diunggah di situs resmi ICIJ pada Ahad (4/10).

 

Sekitar 35 pemimpin dunia, baik yang masih aktif dan sudah tidak aktif, masuk dalam daftar Pandora Papers tersebut. Mereka menghadapi tuduhan mulai dari korupsi hingga pencucian uang dan penghindaran pajak global.

Mereka juga dilaporkan memiliki aset di surga pajak atau menggunakan perusahaan cangkang untuk menjalankan bisnis di mancanegara. Pendirian perusahaan di negara suaka pajak memang belum tentu juga mengindikasikan pelanggaran. Namun perusahaan cangkang dapat dipakai untuk menghindari pajak.

Di sebagian besar negara, ICIJ menekankan, memiliki aset di luar negeri atau menggunakan perusahaan cangkang untuk melakukan bisnis lintas batas negara bukanlah ilegal. Namun rilis Pandora Papers ini cukup mencoreng para pemimpin yang sudah terlanjur mempromosikan secara terbuka dalam menentang penghindaran pajak dan korupsi, maupun menganjurkan langkah-langkah penghematan pajak dalam negeri.

Dokumen Pandora Papers mengungkap kekayaan tersembunyi Raja Yordania Abdullah II di tiga negara. Selain itu keluarga dan rekan-rekan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev diduga diam-diam terlibat dalam transaksi properti di Inggris senilai ratusan juta.

Dokumen tersebut juga menunjukkan bagaimana Perdana Menteri Ceko Andrej Babis gagal menyatakan perusahaan investasi cangkang yang digunakan untuk membeli sebuah puri senilai 22 juta dolar AS di selatan Prancis. "Saya tidak pernah melakukan sesuatu yang ilegal atau salah," kata Babis membalas melalui akun resmi Twitternya dikutip laman Channel News Asia, Senin (4/10).

Dia menyebut pengungkapan itu sebagai upaya kotor yang bertujuan memengaruhi pemilihan yang akan digelar pekan ini di Ceko.

Artis Masuk dalam Pandora Papers

Secara total, ICIJ menemukan hubungan antara hampir 1.000 perusahaan cangkang di negara bebas pajak. Sebanyak 336 politisi tingkat tinggi dan pejabat publik, termasuk lebih dari puluhan kepala negara dan pemerintahan, pemimpin negara, menteri kabinet, duta besar dan lain-lain masuk dalam daftar Pandora Papers.

Lebih dari dua pertiga perusahaan didirikan di Kepulauan Virgin Britania Raya. "Saya kira itu sebagian besar menunjukkan bahwa orang-orang yang dapat mengakhiri kerahasiaan perusahaan cangkang, dapat mengakhiri apa yang terjadi, mendapatkan keuntungan darinya sendiri," kata Direktur ICIJ Gerard Ryle dalam sebuah video yang menyertai penyelidikan. "Kami melihat triliunan dolar," imbuhnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement