Senin 04 Oct 2021 18:42 WIB

Petani Sumringah, Produksi dan Harga Gabahnya Tinggi

Tengkulak berdatangan dari sejumlah daerah di Jawa Tengah.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Petani mengemas gabah hasil panen padi musim gadu.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Petani mengemas gabah hasil panen padi musim gadu.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Memasuki akhir masa panen gadu, harga gabah petani di Kabupaten Cirebon ditawar tinggi. Meski demikian, mereka memilih menyimpan sebagian gabah tersebut sebagai simpanan.

Hal itu diungkapkan seorang petani warga Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Suganda. Dia baru selesai panen beberapa hari yang lalu.

"Alhamdulillah hasil panen kali ini tinggi," kata Suganda, Senin (4/10).

Suganda menyebutkan, dari lahan seluas satu bau (sekitar ¾ hektare) miliknya, gabah yang diperolehnya mencapai enam ton. Padahal, pada musim tanam sebelumnya, hasil panennya hanya 1,5 ton akibat terserang hama.

Dengan kondisi gabah yang sebelumnya terserang hama, gabah yang milik Suganda saat itu hanya dihargai Rp 3.800 per kilogram.

Namun pada panen kali ini, lanjut Suganda, gabahnya ditawar dengan harga Rp 5 ribu per kilogram. Harga itu terus naik dari beberapa hari sebelumnya yang mencapai Rp 4.800 per kilogram.

"Alhamdulillah harganya naik terus. Hari ini sudah dihargai Rp 5 ribu per kilogram," ucap Suganda.

Suganda menambahkan, penjualan gabah yang baru dipanen kali inipun tidak sulit. Menurutnya, tengkulak berdatangan dari sejumlah daerah di Jawa Tengah, dengan membawa mesin ‘combine’ pemotong padi.

Mesin tersebut disewa-sewakan kepada petani. Jika ada petani yang menjual hasil panennya, mereka langsung membelinya.

"Harga gabah yang mereka tawarkan lebih tinggi dibandingkan tengkulak di sini," kata Suganda.

Meski demikian, Suganda mengaku, tidak menjual seluruh hasil panennya. Dia menyimpan sebagian gabahnya. Pasalnya, dia yakin beberapa bulan kedepan harga gabah akan lebih tinggi lagi.

"Gabahnya saya jemur sampai kering dan disimpan," tukas Suganda.

Hal senada diungkapkan petani lain di desa tersebut, Kaman. Dia juga mengaku, menyimpan sebagian hasil panennya. Apalagi, cuaca di siang hari sangat terik sehiingga memungkinkannya untuk menjemur gabah sampai kering.

"Disimpan sebagian buat kebutuhan musim tanam nanti," tandas Kaman. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement