REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Polres Sorong Selatan melakukan rekonstruksi peristiwa penyerangan Pos Koramil Kisor, Maybrat, Papua Barat, Senin (4/10) waktu setempat. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua Barat, Komisaris Besar (Kombes) Pol Adam Erwindi mengatakan, rekonstruksi tersebut, dengan melibatkan 7 tersangka pelaku penyerangan yang sudah berhasil ditangkap.
“Pelaksanaan rekonstruksi dilaksanakan oleh MY, MS, AKY, RY, LKY, YW, dan AY,” begitu kata Adam dalam rilis resmi, yang diterima Republika di Jakarta, Senin (4/10). Mengacu rilis sebelumnya, inisial tersebut adalah Maikel Yaam, Maklon Same. Selanjutnya, Robi Yaam, Amos Ky, Agus Yaam, dan Yakobus Worait, serta Lukas Ky. “Rekonstruksi dilakukan guna menggambarkan peristiwa yang terjadi,” ujar Adam.
Rekonstruksi tersebut, juga untuk mengetahui peran masing-masing para tersangka dalam melakukan atau turut serta melakukan, dan membantu melakukan penyerangan Pos Koramil Kisor, Kamis (2/10). Rekonstruksi tersebut, selain dilakukan oleh para tersangka, juga dipantau langsung oleh Kapolres Sorong AKBP Choiruddin Wachid, bersama Kasat Reskrim Iptu Ade Setiawan, dan dihadiri oleh pengacara para tersangka, Joromis Wattimena.
Adam menerangkan, dalam rekonstruksi tersebut dilakukan 93 adegan. Kata Adam, rekonstruksi juga menyajikan adegan prapenyerangan saat para pelaku melakukan rapat-rapat tersembunyi. Adegan prapenyerangan, menunjukkan adanya aksi-aksi pengintaian, dan pemantauan di Pos Koramil Kisor, sebelum serangan nahas dilakukan. Pada rekonstruksi juga terang dengan adegan penyerangan, sampai pada gerak saat melukai korban, saat penganiayaan.
“Dalam rekonstruksi tersebut ditampilkan peran tujuh tersangka dalam peristiwa tersebut serta peran tersangka DPO diperankan oleh anggota sebagai peran pengganti, sementara korban diperankan dengan menggunakan boneka plastik menyerupai manusia dan alat berupa senjata api mainan dan parang yang terbuat dari tripleks serta papan nama tersangka dan korban,” sambung Adam.
Penyerangan Pos Koramil Kisor, di Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat terjadi pada Kamis (2/9) subuh waktu setempat. Empat anggota TNI gugur. Mereka adalah Serda Amrosius, Praka Dirham, Pratu Zul Ansari, dan Lettu Chb Dirman. Polri dan TNI menuding penyerangan itu dilakukan oleh kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB). KNPB adalah salah satu organisasi politik para pendukung kemerdekaan Papua Barat dari Indonesia.
Terkait kasus tersebut, Polda Papua Barat, merilis sebanyak 21 DPO yang dituding terlibat dalam penyerangan tersebut. Para DPO tersebut, Polri, dan TNI meyakini semuanya sebagai anggota KNPB. Akan tetapi, atas tuduhan penyerangan ke pos militer tersebut, KNPB membantah keras turut terlibat.
“Secara organisasi kami sudah beberapa kali membantah pernyataan Polri maupun TNI atas keterlibatan KNPB. Bahwa secara organisasi, itu kami di KNPB tidak memerintahkan anggota membunuh orang. KNPB berjuang, dengan mengedapankan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan perjuangan damai,” kata Juru Bicara Nasional KNPB Nesta Ones Suhuniap kepada Republika.