Selasa 05 Oct 2021 00:27 WIB

PM Jepang Tetapkan Pemilihan Parlemen Pada 31 Oktober

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menetapkan pemilihan parlemen pada 31 Oktober

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Mantan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida menghadiri konferensi pers di markas besar Partai Demokrat Liberal setelah ia terpilih sebagai presiden partai di Tokyo Rabu, 29 September 2021.
Foto: Du Xiaoyi/via AP
Mantan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida menghadiri konferensi pers di markas besar Partai Demokrat Liberal setelah ia terpilih sebagai presiden partai di Tokyo Rabu, 29 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menetapkan pemilihan parlemen pada 31 Oktober mendatang. Kishida secara resmi menjabat sebagai perdana menteri pada Senin (4/10).

Televisi NHK melaporkan, Kishida akan membubarkan parlemen pada 14 Oktober. Dia mengumumkan tanggal pemilihan parlemen dalam konferensi pers pertamanya sebagai perdana menteri pada Senin. Rekan senior Center for American Progress, Tobias Harris, mengatakan Kishida mengambil langkah cepat dan memanfaatkan "periode bulan madu" untuk menggelar pemilihan parlemen.

Baca Juga

Dalam istilah politik, "periode bulan madu" adalah periode popularitas yang dinikmati oleh seorang pemimpin baru. Secara tradisional, Kongres memberikan sedikit kelonggaran waktu bagi pemimpin negara yang baru sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan kantornya.

“Kishida tidak membuang waktu sama sekali. (Dia memilih) 31 Oktober, untuk mengambil keuntungan dari periode bulan madu, ditambah peluang yang lebih baik karena kasus (virus corona) sedang menurun," ujar Harris.

Kishida merupakan mantan menteri luar negeri dan memiliki citra sebagai pembangun konsensus yang rendah hati. Dia dipilih untuk memimpin Partai Demokrat Liberal (LDP).

Dia mengalahkan tiga pesaingnya dan secara otomatis ditunjuk sebagai perdana menteri. Sebagai wajah baru partai, pria berusia 64 tahun itu juga akan memimpin pemilihan umum dan menghadapi tantangan atas kritik penanganan pandemi oleh pemerintahan mantan perdana menteri Yoshihide Suga.

"Jika Kishida menang dalam pemilihan umum dan dapat menyatukan semuanya dengan cukup baik untuk memenangkan pemilihan majelis tinggi tahun depan, dia akan memiliki waktu hingga tiga tahun tanpa pemilihan," kata Harris.

Kishida akan membentuk jajaran kabinet yang diisi dengan sekutu mantan perdana menteri Shinzo Abe. Sebanyak 13 dari 20 posisi akan diisi oleh sosok yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam jabatan kabinet.

Kondisi ini sejalan dengan janji Kishida untuk memberikan kesempatan kepada orang-orang baru menjelang pemilihan. Namun, jabatan kelas berat akan diberikan kepada sekutu Abe atau mantan menteri keuangan Taro Aso.

“Dia memenangkan pemilihan dengan dukungan Abe dan Aso, jadi sekarang saatnya dia membalas budi,” kata analis politik Atsuo Ito. Menurutnya Kishida cenderung bermain aman ketimbang melakukan tindakan berani.

Jabatan menteri keuangan diprediksi akan ditempati oleh saudara ipar Aso, Shunichi Suzuki. Dia akan melanjutkan kebijakan pemerintah untuk mengurangi pengeluaran pertumbuhan dengan reformasi fiskal.

Media Jepang melaporkan Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi dan Menteri Pertahanan Nobuo Kishi, yang merupakan saudara laki-laki Abe, tidak akan diganti. Peran kunci sebagai sekretaris kabinet utama akan dijabat oleh Hirokazu Matsuno yang merupakan mantan menteri pendidikan di bawah pemerintahan Abe. Menteri pendidikan saat ini, Koichi Hagiuda yang dikenal dekat dengan Abe, akan menjadi menteri perdagangan dan industri.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement