REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Juventus masih sulit mendapatkan yang terbaik dari Aaron Ramsey. Pasalnya, badai cedera terus menyerang mantan gelandang Arsenal itu.

Ramsey berasal dari Wales. Bayangkan, sejak Maret 2021, ia lebih banyak bermain untuk negaranya, ketimbang membela Juve. Fakta ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut.

Sebenarnya Bianconeri sudah berniat melepas sang gelandang. Tepatnya pada bursa transfer musim panas 2021 lalu. Tetapi si Nyonya Tua tidak dapat menemukan tim yang berhasrat menampung jebolan akademi Cardiff City itu.

Mengapa demikian? Itu karena tuntutan upah Ramsey yang terlampau tinggi untuk pemain yang telah mengalami penurunan performa seperti dirinya. Ia mendapat gaji 400 ribu pounds atau Rp 7,7 miliar per pekan di klub raksasa Turin.

Juventus mendatangkan jagoan Wales itu pada 2019 lalu. Ia berstatus agen bebas. Ia mendapat kontrak selama empat tahun di Juve.

Tepatnya hingga Juni 2023. Tersisa kurang dari dua tahun lagi. Sampai saat ini, Ramsey sudah mentas di 69 laga di berbagai ajang, mencetak enam gol, dan membuat enam assist.

"Situasi memburuk dalam beberapa bulan terakhir, karena menurut Opta, sejak Maret, Ramsey telah bermain lebih banyak untuk Walwes, daripada bersama Juve," demikian laporan yang dikutip dari Football Italia, Selasa (5/10).

Ramsey membela the Dragons pada Piala Eropa 2020. Uniknya, ia selalu fit di semua pertandingan. Ia bermain selama 447 menit dalam enam laga.

Sementara dalam periode yang berdekatan, ia membela Bianconeri hanya di 378 menit. Situasi makin runyam ketika Ramsey menerima panggilan untuk Wales pada Kualifikasi Piala Dunia 2022. Sementara di Juventus, ia masih dinyatakan cedera.