Selasa 05 Oct 2021 13:54 WIB

Anak Nia Daniaty Minta Pemeriksaan Ditunda

Penundaan diajukan karena kesiapan mental Olivia dan kesiapan dokumen pendukung.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Penipuan CPNS dengan menawarkan sejumlah uang. (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Penipuan CPNS dengan menawarkan sejumlah uang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak penyanyi lawas Nia Daniaty, Olivia Nathania, meminta pemeriksaannya ditunda. Pemeriksaan itu terkait kasus dugaan penipuan calon pegawai negeri sipil (CPNS) hari ini. Sejatinya Olivia menjalani pemeriksaan sebagai terlapor pada Selasa (5/10).

"Enggak ada pemeriksaan. Kami minta ditunda sampai tanggal 11 hari Senin," ujar pengacara Olivia, Susanti Agustina, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (5/10).

Susan beralasan, penundaan pemeriksaan itu diajukan karena kesiapan mental Olivia dan kesiapan dokumen pendukung. Sehingga dengan demikian, kata dia, kliennya bisa mendapat bukti-bukti bantahan terhadap kasus penipuan yang dituduhkan kepadanya.

"Itu tadi saya sudah ngomong penundaannya satu kesiapan mental, kedua kesiapan dokumen pendukung atas laporan pelapor, paling enggak ada bukti-bukti bantahanlah," katanya.

Olivia diseret ke jalur hukum atas tuduhan dugaan penipuan dengan modus bisa memasukkan orang jadi PNS. Dia bersama suaminya, Rafly N Tilaar yang merupakan taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (POLTEKIP) diduga melakukan penipuan.

Praktik penipuan saat Raflh berdinas di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS). Keduanya, menawarkan korban sebagai PNS dengan harga Rp 25 juta sampai Rp 156 juta. Adapun kerugian yang dialami korban mencapai Rp 9,7 miliar. 

Laporan diterima dengan nomor LP/B/4728/IX/SPKT/POLDA METRO JAYA tanggal 23 September 2021. Pengacara bernama Odie Hodianto yang mewakili korban mengklaim ada ratusan korban lainnya dari penipuan oleh Olivia.

"Ini ada 225 orang ditipu dengan jumlah kerugian ditaksir mencapai Rp 9,7 miliar lebih," tutur Kuasa hukum korban Odie Hodianto. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement