REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sutradara Andibachtiar Yusuf meraih penghargaan Best Direction (Fiction) atau penyutradaraan (fiksi) terbaik di ajang Asian Academy Creative Awards (AACA) 2021. Serial drama komedi yang diarahkannya berjudul "Star Stealer" juga berhasil menyabet penghargaan Best Original Programme By A Streamer/OTT.
Menanggapi penghargaan yang diterimanya, Andibachtiar mengatakan menjadi sineas bukan hanya melulu soal berapa banyak penonton yang melihat film, tapi juga soal pengakuan dari orang-orang di industrinya. Penghargaan ini baginya adalah bentuk pengakuan yang harus dia hormati dan hargai.
“Karena mereka telah menyejajarkan saya dengan nama-nama besar dan hebat lainnya entah dari Indonesia atau dari negeri lain,” kata peraih Piala Maya sebagai Penulisan Skenario Asli Terpilih 2019 untuk film Love for Sale ini.
Viu Original “Star Stealer” meraih empat penghargaan dalam ajang bergengsi yang diumumkan di Singapura tersebut. Serial web tersebut meraih Best Comedy Programme, kemudian salah satu pemainnya, Claudy Putri menyabet kategori Best Comedy Performance.
Andibachtiar mengaku siap dan tetap bersemangat dengan tantangan yang ada ke depan. Dia juga ingin menjadi orang biasa lagi dan enggan jemawa dengan raihan yang diperoleh.
“Walau saya tetap berharap, setelah ini saya adalah orang biasa lagi karena tantangan untuk bisa berkarya dengan lebih baik tetap ada atau bahkan membesar di depan,” ujarnya.
Baca juga : Sepatu Yeezy Knit RNR Jadi Bahan Candaan Warganet
AACA merupakan ajang apresiasi para insan industri kreatif bidang pertelevisian dan film di kawasan Asia Pasifik. Kompetisi ini diikuti oleh pelaku industri film dan televisi dari Selandia Baru, China, India, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Taiwan, Vietnam, Indonesia, Hong Kong, hingga Australia.
Viu Original “Star Stealer” bercerita tentang kehidupan seorang gadis yang merupakan anak dari pemilik mal yang bangkrut. Anak ini pun terpaksa menjalani kehidupan keras setelah menghadapi masalah tersebut.
Dia kemudian punya misi bersama kelompoknya untuk melakukan beberapa pencurian barang-barang pribadi dari selebritas papan atas yang tampil di mal. Barang curian tersebut dijual di platform sosial media dengan harga tinggi.