Selasa 05 Oct 2021 15:33 WIB

Pemanis Buatan Bisa Ganggu Bakteri Baik di Usus

Pemanis menyebabkan masalah pencernaan dan meningkatkan risiko obesitas.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Bahaya pemanis buatan bagi usus.
Foto: republika
Bahaya pemanis buatan bagi usus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para ilmuwan di Yerusalem menemukan bahwa pemanis buatan meningkatkan risiko penyakit karena mengganggu keseimbangan bakteri usus. Peneliti menyebut pemanis menyebabkan "gangguan komunikasi" di antara bakteri usus, mengubah mikrobioma, dan membuat orang lebih rentan terhadap penyakit.

Keseimbangan bakteri usus yang sehat sebagian bergantung pada sistem komunikasi yang disebut penginderaan kuorum, yang memungkinkan bakteri mendeteksi dan merespons kepadatan populasi sel. “Pemanis buatan mengganggu komunikasi itu, yang menunjukkan bahwa pemanis buatan mungkin bermasalah dalam jangka panjang,” kata peneliti dalam studi yang diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences, Karina Golberg dilansir di Hamodia, Selasa (5/10).

Golberg dan tim memaparkan bakteri pada pemanis, yang disetujui FDA di bawah laboratorium. Penelitian menggunakan pancaran cahaya, yang emisi cahayanya berkurang jika komunikasi bakteri terganggu. Ditemukan bahwa tiga pemanis paling umum menghambat komunikasi bakteri yakni sakarin, aspartam, dan sukralosa. Tiga pemanis yang kurang umum yakni acesulfame potassium (Ace-K), advantame, dan neotame tidak memiliki efek ini.

Golberg mengatakan pemanis menyebabkan masalah dengan pencernaan, meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe dua, serta masalah kesehatan lainnya. Kolega Golberg, Prof Ariel Kushmaro mendesak produsen untuk lebih terbuka tentang jenis dan jumlah zat pemanis ini dalam makanannya.

“Ada sedikit label pemanis buatan yang akurat pada produk, yang membuat sulit untuk mengetahui berapa banyak kandungan setiap produk. Penelitian kami harus mendorong industri makanan untuk mengevaluasi kembali penggunaan pemanis buatan mereka,” ujar Kushmaro. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement