REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F Paulus, mengucapkan dirgahayu ke-76 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diperingati pada Selasa (5/10) hari ini. Ia mengingatkan TNI untuk melihat kembali jati diri TNI sebagai tentara rakyat.
"Saya ingatkan untuk lihat lagi jati diri TNI bahwa TNI adalah tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, tentara profesional. Itu adalah pegangan bagi tiap prajurit, dan kegiatan-kegiatannya berinteraksi dengan rakyat dalam melaksanakan tugas-tugas pokoknya maupun lakukan pembinaan," kata Lodewijk di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/10).
Dalam peringatan HUT kali ini, TNI mengangkat tema 'Bersatu, Berjuang, Kita Menang’. Ia menilai tema tersebut relevan dengan kondisi Indonesia saat ini.
"Kita dituntut tetap bersatu, terus berjuang sehingga dengan keyakinan itu TNI bisa menang. Menang tidak dalam kondisi perang tapi hadapi segala masalah bangsa," ujarnya.
Ia juga menyoroti soal konsep pembinaan kekuatan Minimum Essential Force (MEF) tiga restra yang telah dilakukan dan akan berakhir pada tahun 2024. Ia berharap panglima TNI yang baru perlu mengkaji apakah kembali lagi pada MEF atau ada suatu konsep baru menyusun konsep untuk membangun postur TNI.
"Terus terang menurut saya tiga renstra tentang minimum essential force menurut saya sudah bagus, sudah selesai meskipun target yang diharapkan tidak sampai 100 persen, bisa dibayangkan, sudah minimum saja belum mencapai 100 persen, artinya standar kekuatan yang diharapkan bangsa ini terhadap TNI masih dibawah," ungkapnya.
Ia juga berharap panglima TNI kedepan mampu siapkan konsep yang lebih komprehensif dan kekinian dengan mengacu pada tiga renstra ke depan. "Bisa 15 tahun atau jangka lebih panjang mengacu pada konsep bernegara yaitu 100 tahun ultah kita 2045. Itu perlu dilihat sehingga ekonomi baik maka angkatan kita semakin baik," tuturnya.