REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE - Sedikitnya 21 warga sipil tewas dalam baku tembak antara tentara dan pemberontak di provinsi Ituri, Republik Demokratik Kongo (DRC), lapor media lokal pada Senin.
Pertempuran di desa Lipri antara Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) dan Koperasi Pembangunan Kongo (CODECO) berlangsung selama dua hari, menurut laporan. Pasukan keamanan akhirnya berhasil mempertahankan kontrol di daerah tersebut.
Pengepungan militer ditetapkan Presiden Felix Tshisekedi pada 7 Mei 2021 untuk mengendalikan keamanan di provinsi Kivu Utara dan Ituri, yang merupakan lokasi kekerasan.
Setidaknya 6.000 warga sipil diperkirakan telah tewas sejak 2014 dalam serangan pemberontak yang berbasis di timur negara itu. Bagian timur Kongo, yang berbatasan dengan Rwanda, Uganda, dan Burundi telah menjadi lokasi serangan dan bentrokan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang berusaha menguasai tambang emas dan kobalt selama 20 tahun.