REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maulid Nabi merupakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia acara maulid Nabi biasa diselenggarakan di masjid atau taklim dengan ceramah dan dzikir bersama.
Namun di beberapa negara, perayaan maulid nabi dilakukan dengan cara yang berbeda. Meski secara nasional, maulid nabi tak pernah dirayakan, namun wilayah Hijaz di Arab Saudi bagian barat, banyak orang menganggap Rabiul awal patut dirayakan. Biasanya umat Islam di wilayah ini merayakan dengan melakukan berbagai kegiatan amal sepanjang bulan, membagikan makanan kepada orang miskin dan menyumbangkan uang kepada organisasi lokal.
Namun, perhatian khusus didedikasikan untuk malam ke-12, Maulid. “Ini adalah perayaan sederhana di mana kami berkumpul untuk mendengar Sirah (Kehidupan) dan mendengarkan Madh (Pujian) yang telah ditulis untuknya, yang memiliki banyak sumber dalam puisi dan prosa,” kata Usama Al-Kubaisi kepada Arab News.
Karena membaca teks prosa dalam kelompok itu membosankan, mereka biasanya bersama-sama membaca puisi, membaca doa kepada Nabi dan mengingat kisah akhlak dan berkah dari pesannya. Tidak ada satu cara atau satu teks yang digunakan dalam perayaan ini.
Penulisan Maulid beragam dan mengumpulkan aliran pemikiran yang berbeda, termasuk Sufi, Syafii, Hanafi dan bahkan Hanbali. Teks biasanya menceritakan kisah hidupnya secara rinci, dari kelahirannya melalui semua peristiwa dalam hidupnya sampai kematiannya, menyebutkan penampilan, moral dan perbuatan mulia untuk mengingatnya dan mengikuti teladannya.
Baca juga : Karikaturis Lars Vilks Beda dengan Mr Bean