Selasa 05 Oct 2021 18:58 WIB

Jutaan Ekor Ikan di Waduk Cirata Mati Akibat Hujan Kiriman

Petani ikan diminta mengurangi jumlah ikan pada saat musim hujan.

Foto udara suasana Waduk Cirata.ilustrasi
Foto: Abdan Syakura_Republika
Foto udara suasana Waduk Cirata.ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Dinas Perikanan Peternakan dan Kelautan (Disnakanlut) Cianjur, Jawa Barat, mencatat kematian jutaan ekor ikan di kolam jaring apung Waduk Cirata. Ikan ini mati akibat air hujan kiriman dari hulu.

Pembudidaya atau petani ikan diimbau mengurangi jumlah bibit ikan guna menutupi kerugian. Kepala UPTD Perikanan Waduk Cirata, Budi Prayatna mengatakan seiring masuknya pergantian musim tepatnya dari bulan September, pihaknya telah mengimbau agar petani japung mengurangi jumlah ikan terutama ikan mas guna meminimalisir kematian.

Baca Juga

"Kematian ikan awal September kerap terjadi selain dikarenakan awal musim hujan juga disebabkan air hujan kiriman sungai dari hulu tepatnya di perkotaan. Mungkin petani sudah tidak aneh, mungkin karena air hujan kiriman dari Sungai Cibalagung yang sudah tercemar," katanya.

Dia memperkirakan, kejadian tersebut biasanya akan terus terjadi hingga Februari, tepat di pertengahan musim hujan, dimana kejadian ratusan ribu ekor hingga jutaan ekor ikan mati karena keracunan air hujan kiriman. Saat ini pihaknya terus mengimbau petani ikan yang ada di Waduk Cirata terkait pengurangan jumlah ternak ikan di awal musim hujan.

"Petugas turun langsung ke tengah danau untuk menyosialisasikan terkait pengurangan jumlah ternak ikan, terutama blok-blok yang dekat dengan Sungai Cibalagung," katanya.

Sebelumnya, seratusan petani japung di Waduk Cirata, Kecamatan Mande, merugi hingga puluhan juta rupiah. Sebabnya, ikan yang mereka budidayakan mati mendadak, akibat air keruh yang mengalir dari sejumlah sungai yang ada di hulu, termasuk Sungai Cibalagung yang merupakan aliran sungai besar Cianjur.

Setiap harinya, tidak kurang dari 1 ton ikan mas di japung milik petani mati dan nyaris bersamaan. Meski hal tersebut kerap terjadi setiap tahun, petani masih kesulitan untuk mendapatkan solusi, bahkan mereka sudah mengurangi pembibitan saat pertama menyebar benih ikan.

"Setiap tahun selalu terjadi, meski kami sudah membatasi jumlah bibit ikan. Kami tidak sempat melakukan antisipasi karena musim penghujan datang lebih awal. Kalau tidak karena air hujan, biasanya jutaan ikan mati serentak karena upwelling," kata petani ikan di Waduk Cirata, Hidayat.

Ia menjelaskan, upwelling merupakan fenomena dimana limbah pakan di dasar air yang mengandung amoniak bermunculan ke atas permukaan air yang membuat ikan yang dibudidayakan di jaring apung menjadi keracunan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement