REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian terus mendorong korporatisasi pertanian berbasis pesantren untuk meningkatkan rantai pasok produk pertanian Tanah Air.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menyampaikan, inisiatif agro milenial yang memberdayakan instrumen pertanian di sekitar pesantren ini perlu terus diperluas jangkauannya. "Kementerian pertanian sangat mendukung korporatisasi pertanian di pesantren yang sudah dilakukan di Pesantren Al-Ittifaq dan jaringannya yang sebanyak 27 pesantren sekarang, tidak hanya di Jawa tapi juga di seluruh Indonesia," katanya dalam Webinar Pertanian Agriculture for Sustainable Growth, Selasa (5/10).
Pemberdayaan petani, santri, dan masyarakat ini telah melahirkan rantai pasok yang bermanfaat bagi perekonomian sekitar pesantren. Produksi pertanian pesantren ini telah melahirkan pasar Alif Mart, dan memasok tidak hanya ke sekitar pesantren, tapi juga ke pasar modern, pasar daring.
Prihasto mengatakan, model korporasi pertanian berbasis pesantren ini telah menjadi cikal bakal tumbuhnya model-model korporasi pesantren. Ia juga mengapresiasi sistem-sistem canggih yang telah diterapkan dalam penanganan produk.
"Kita apresiasi karena sudah menerapkan good handling product, ke depan ini tentu jadi nilai positif karena nilai tersebut harus dipenuhi saat akan masuk ke pasar yang lebih besar, hingga ekspor," kata dia.
Pondok Pesantren Al-Ittifaq telah menjadi prototipe korporasi hortikultura dan bisa jadi model yang direplikasi lebih banyak pesantren. Ia menyebut teknik modernisasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan adanya integrasi hulu ke hilir. Harmonisasi agroindustri hortikultura juga dapat meningkatkan daya saing.