Selasa 05 Oct 2021 19:29 WIB

Petani Tewas Saat Bentrok Lahan Tebu Tinggalkan Istri Hamil

Sang suami sebelumnya menunjukkan sejumlah perilaku yang tak biasa.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petani Tewas Saat Bentrok Lahan Tebu Tinggalkan Istri Hamil (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petani Tewas Saat Bentrok Lahan Tebu Tinggalkan Istri Hamil (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MAJALENGKA – Duka mendalam dirasakan Nani (26), istri dari salah seorang petani yang tewas dalam bentrokan di lahan tebu PG Jatitujuh, di Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Pasalnya, dia sedang mengandung anak kedua dengan usia kehamilan tujuh bulan.

Nani mengaku tidak menyangka suaminya, Suenda, pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Dia tidak memiliki firasat apapun meski sang suami sebelumnya menunjukkan sejumlah perilaku yang tak biasa.

‘’Sebelum berangkat, (almarhum Suenda) mencium perut saya dan bilang ‘Ayah mau berangkat ya De (bayi dalam kandungan). Doain biar sukses dan lancar. Padahal biasanya tidak pernah. Ini tumben-tumbenan,’’ tutur Nani, Selasa (5/10).

Selain itu, lanjut Nani, suaminya juga menghabiskan sarapan dengan lahap, padahal biasanya tak pernah sarapan. Almarhum pun berjanji akan membelikannya kado sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka yang ke-11 tahun.

‘’(Sehari sebelum kejadian) wajahnya juga kelihatan bahagia banget,’’ terang Nani.

Sementara itu, Bupati Majalengka, Karna Sobahi, menemui Nani secara langsung di rumah duka di Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh. Dia menyampaikan rasa dukanya yang mendalam pada keluarga korban.

Karna juga menemui keluarga korban Yayan, petani lain yang juga tewas dalam bentrokan di lahan tebu di perbatasan Kabupaten Majalengka – Kabupaten Indramayu tersebut.

‘’Kami dari Pemkab Majalengka ikut bela sungkawa. Semoga almarhum husnul khotimah, ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT, diampuni segala dosa dan diterima amal ibadahnya,’’ tutur Karna.

Karna juga meminta kepada warganya agar tidak terpancing provokasi untuk memberikan balas dendam. Dia pun mendesak pihak pabrik gula untuk mencari solusi dan memastikan para petani penggarap di lahan tebu memperoleh jaminan keselamatan.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolres Majalengka, AKBP AKBP Edwin Affandi, menyatakan, proses hukum terhadap para terduga pelaku penyerangan telah dilakukan oleh Polres Indramayu. Dia pun berharap agar warga tetap tenang dan tidak terprovokasi.

‘’Hargai proses hukum yang sedang berlangsung,’’ tukas Edwin.

Seperti diberitakan, dua orang petani tewas setelah terjadinya bentrokan di lahan tebu PG Jatitujuh di perbatasan Kabupaten Indramayu – Kabupaten Majalengka, tepatnya di Desa Kerticala, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Senin (4/10). Polisi pun bergerak cepat menangkap para terduga pelaku penyerangan.

Adapun dua korban tewas itu bernama Suenda, warga Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh dan Yayan, warga Desa Jatiraga, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.

Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarief, menjelaskan, peristiwa itu terjadi akibat adanya sekelompok massa yang ingin menguasai lahan tersebut. Mereka kemudian mengintimidasi para petani yang bermitra dengan PG Jatitujuh.

‘’Peristiwa itu semestinya tidak perlu terjadi. Ada provokasi dari segelintir orang sehingga terjadilah tindak pidana dengan senjata tajam yang melukai petani yang akan menggarap lahan tebu tersebut,’’ terang Lukman.

Lukman mengatakan, Polres Indramayu bersama Kodim 0616/Indramayu dan Brimob Polda Jabar bergerak cepat melaksanakan upaya penegakkan hukum untuk menangkap para terduga pelaku. Salah satu yang diamankan adalah ketua Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (FKamis).

‘’Ada sepuluh orang yang sudah kita amankan. Termasuk beberapa pentolannya,’’ tandas Lukman.

Saat ini, situasi di lokasi sudah kondusif. Namun, petugas keamanan masih disiagakan di lokasi. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement