REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam melarang keras seorang Muslim meratapi orang yang meninggal. Sebab meratapi orang yang meninggal adalah perilaku orang-orang jahiliyah.
Apalagi sampai bersumpah serapah bahkan sampai menghujat Allah karena orang terkasihnya meninggal. Itu pertanda orang tersebut tidak rela dengan ketetapan yang sudah digariskan Allah Subahanahu wa Ta'ala.
Berikut alasan mengapa tidak boleh meratapi orang yang meninggal sebagaimana dapat ditemukan pada kitab at Targib wat Tarhib.
1. Orang yang meratap bukan termasuk golongan umat Rasulullah
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيْسَ مِنَّامَنْ ضَرَبَ الْخُدُوْدَ وَشَقَّ الْجُيُوْبَ وَدَعَابِدَعْوَوى الْجَاهِلِيَّةِ.
Rasulullah ﷺ bersabda: bukan termasuk golonganku orang yang memukul-mukul pipinya dan merobek-robek kerah bajunya dan berteriak-teriak dengan teriakan orang jahiliyah (HR. Muslim).
2. Pakaian dari api neraka bagi orang yang meratap
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلنِّيَاحَةُ مِنْ أَمْرِالْجَاهِلِيَّةِ وَاِنَّ النَّائِحَةَ اِذَامَاتَتْ وَلَمْ تَتُبْ فَطَعَ لَهَاثِيَابًا مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعًا مِنْ لَهَبِ النَّارِ.
Meratap itu sebagian dari tradisinya orang jahiliyah. Dan perempuan yang meratap ketika dia mati dan belum bertobat maka Allah memotong untuknya kain dari bara neraka dan baju kurung dari nyalanya api neraka. (HR. Ibnu Majah).