REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dorong pengembangan batik lokal untuk terus tumbuh dan berdaya saing, dalam menjaga serta melestarikan batik sebagai identitas nasional, sekaligus memberi dampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal itu diwujudkan melalui pembinaan terhadap UMKM batik di Kota Bontang, agar produk yang dihasilkan memiliki mutu dan jaminan kualitas guna meningkatkan kepercayaan konsumen.
Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta, mengungkapkan saat ini Pupuk Kaltim membina empat UMKM batik, dimana 2 diantaranya telah mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) dari Badan Standardisasi Nasional (BSN), yakni Batik Beras Basah dan Batik Kuntul Perak.
Dorongan bagi mitra binaan untuk mendapatkan SPPT SNI tak lepas dari komitmen Pupuk Kaltim untuk menerapkan SNI di setiap produk Perusahaan, agar tidak ada keraguan konsumen terhadap kualitas dan mutu produk yang dihasilkan. Hal ini pula yang ditarget bisa diikuti mitra binaan di berbagai sektor, agar produk memiliki daya saing tinggi untuk menyasar pangsa pasar yang lebih luas.
“Pupuk Kaltim memfasilitasi batik binaan mendapatkan SPPT SNI, agar bisa menjadi motivasi mitra binaan untuk terus meningkatkan daya saing produk untuk meningkatkan kepercayaan konsumen,” ujar Hanggara, Selasa (5/10).
Pupuk Kaltim juga memfasilitasi batik binaan melalui wadah promosi dan pengembangan kapasitas tata kelola usaha secara berkesinambungan, sehingga produk yang dihasilkan mitra binaan Pupuk Kaltim makin dikenal luas oleh masyarakat. Pemberdayaan pun dilakukan bagi seluruh batik binaan, melalui beragam pesanan produk untuk kebutuhan Perusahaan, hingga mendorong karyawan menumbuhkan kecintaan menggunakan batik lokal hasil produksi mitra binaan di berbagai kegiatan.
“Kini penggunaan batik lokal menjadi salah satu ciri khas Pupuk Kaltim di berbagai kegiatan. Selain menumbuhkan kecintaan terhadap batik, juga sebagai bentuk kepercayaan dan motivasi bagi batik binaan untuk terus meningkatkan kualitas produk,” tambah Hanggara.
Menurut dia, penggunaan batik sudah sepatutnya dibudayakan secara masif, mengingat batik sebagai kekayaan nusantara merupakan identitas yang tak terpisahkan dari Indonesia. Apalagi saat ini banyak forum resmi internasional yang mulai mengadopsi dan menggunakan batik, sehingga identitas budaya Indonesia ini makin dikenal dunia serta memiliki masa depan cerah. “Seiring peringatan Hari Batik Nasional 2021, Pupuk Kaltim mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga dan melestarikan, serta meningkatkan mutu dan kualitas batik sebagai identitas nasional,” tutur Hanggara.
Kepala BSN Kukuh S Achmad, mengatakan batik sebagai warisan budaya telah menjadi sumber ekonomi masyarakat yang dilakoni 200 ribu orang lebih, dengan 47 ribu unit usaha dan tersebar lebih dari 100 sentra industri batik di Indonesia. Produk batik juga telah merambah ke pasar ekspor seperti Amerika, Jepang, Jerman dan Australia.
“Artinya batik memiliki potensi untuk menyerap tenaga kerja yang cukup besar di Indonesia,” kata Kukuh.
Dijelaskannya, dari 800 UMKM telah yang meraih SPPT SNI, 12 diantaranya merupakan usaha batik yang telah menjadi role model bagi para perajin batik di Indonesia. Seluruhnya tersebar di Kalimantan Timur, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera.
“Dua diantaranya merupakan batik binaan Pupuk Kaltim yang telah mendapatkan SPPT SNI pada 2018 dan 2019,” tandas Kukuh.
Pada kesempatan itu, sejumlah kreasi batik binaan Pupuk Kaltim dari Batik Beras Basah dan Batik Kuntul Perak turut diperagakan, serta mendapat apresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno. Para pelaku usaha batik diimbau untuk terus meningkatkan kualitas produk, disamping kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap perajin batik, dengan mencintai dan bangga menggunakan batik Indonesia di setiap kesempatan.