Selasa 05 Oct 2021 22:02 WIB

Satgas: Harus Ada Uji Klinis Obat Antivirus Covid-19

Pada prinsipnya Indonesia terbuka dengan semua alternatif jenis pengobatan.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Satgas menekankan, harus ada uji klinis obat antivirus Covid-19.
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Satgas menekankan, harus ada uji klinis obat antivirus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, harus ada uji klinis pada obat antivirus Covid-19 yang muncul saat ini.

"Tahapan ini adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan sebelum obat layak digunakan secara umum oleh masyarakat umum," ujar Wiku menanggapi adanya obat antivirus Covid-19 Molnupiravir, dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (5/10).

Baca Juga

Ia mengatakan, pada prinsipnya Indonesia terbuka dengan semua alternatif jenis pengobatan. Karena semata-mata tujuan bersama, yakni meningkatkan kesembuhan setinggi-tingginya.

"Ke depannya, pemerintah akan segera menginformasikan informasi terbaru terkait perkembangan obat dan material kesehatan untuk mendukung pelayanan Covid-19," kata Wiku.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Kemenkes akan melakukan evaluasi dan uji klinis terhadap obat-obat Covid-19 yang beredar. "Kementerian Kesehatan terus bekerjasama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan rumah sakit-rumah sakit vertikal untuk melakukan reviu dan uji klinis dari semua obat-obatan baru," ujar Budi.

Ia mengemukakan, evaluasi dan uji klinis akan dilakukan terhadap obat-obatan, baik yang sifatnya manoklonal antibodi hingga obat-obatan antivirus baru seperti Molnupiravir dari Merck & Co.

"Jadi obat-obatan tersebut sudah kita lakukan pendekatan pabrikannya. Kita sudah juga merencanakan untuk beberapa sudah mulai uji klinis," kata Budi.

Ia mengharapkan pada akhir tahun ini sudah diketahui obat-obat Covid-19 yang cocok untuk masyarakat Indonesia.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement