Rabu 06 Oct 2021 12:42 WIB

Penurunan Level PPKM Jabar Terganjal Laju Vaksinasi

Vaksinasi dosis lengkap di Jabar baru capai 23 persen target.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Warga antre saat mengikuti vaksinasi COVID-19 secara massal di Gor Saparua, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/9/2021). Pemerintah melalui Jabar Quick Response menggelar program vaksinasi COVID-19 secara massal tahap 2 bagi 3.000 warga guna mengejar target vaksinasi 400 ribu warga per hari di Jawa Barat.
Foto: ANTARA/RAISAN AL FARISI
Warga antre saat mengikuti vaksinasi COVID-19 secara massal di Gor Saparua, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/9/2021). Pemerintah melalui Jabar Quick Response menggelar program vaksinasi COVID-19 secara massal tahap 2 bagi 3.000 warga guna mengejar target vaksinasi 400 ribu warga per hari di Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Laju vaksinasi Covid-19 menghambat penurunan Level Pemberlakuan Pembantasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jabar. Tingginya angka vaksinasi menjadi salah satu syarat penurunan level PPKM.

Sebelumnya ada 11 daerah yang masuk PPKM Level 2 di Jabar. "Level 2 berkurang karena ada indikator vaksinasi yang dijadikan syarat penentuan level. Jadi tadinya Level 2 di Jabar ada 11 daerah, di Irmendagri No 47 jadi tiga daerah karena yang lainnya masuk ke Level 3," ujar Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar, Dewi Sartika, kepada Republika, Rabu (6/10).

Baca Juga

Dewi menjelaskan, namun daerah yang awalnya Level 3 juga ada yang sudah turun ke Level 2, misalnya Kota Cirebon dan Kota Banjar. "Kedua daerah ini awalnya di Level 3 sekarang jadi turun ke 2 jadi lebih bagus. Tapi yang tadinya Level 2 ada 11 kabupaten/kota, nah sebanyak 10 daerah berubah ke Level 3 akibat adanya indikator vaksinasi yang jadi pertimbangan itu," paparnya.

Menurut Dewi, Jabar pun daerahnya sebenarnya masuk di dua aglomerasi. Yakni, aglomerasi Jabodetabek dan aglomerasi Bandung Raya. Kedua aglomerasi ini, punya aturan dan indikator tertentu. Misalnya, aturan di Level 1 untuk cakupan vaksinasi pertama harus lebih dari 70 persen dan lansia dosis pertama harus lebih dari 60 persen. "Itu, baru bisa di Level 1," katanya.

Untuk penetapan Level 2, kata dia, indikator vaksin dosis pertamanya harus lebih dari 50 persen dan lansia dosis pertamanya harus lebih dari 40 persen. "Itu syarat untuk penetapan levelnya seperti itu. Tapi kalau aglomerasi ada target lagi," katanya.

Misalnya, kata dia, di Bandung Raya seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Sumedang dan lainnya diharapkan pada September 2021 bisa lebih dari 60 persen bahkan sudah ada yang mencapai 70 persen untuk capaian vaksin pertama.

"Diharapkan aglomerasi Bandung Raya bisa lebih dari 50 persen. Nah itu kenapa kita hanya 3 daerah yang Level 2 dan 24 daerah ada di Level 3. Jadi ada faktor vaksinasi yang menjadi indikator di pelevelan itu bukan karena peningkatan kasus," tegasnya.

Dewi mengatakan, kalau dilihat dari BOR maka Jabar relatif di bawah 5 persen. Jadi, BOR Jabar makin kecil dan kasus positif Covid 19 di Jabar juga menurun.

Menurutnya, berdasarkan data 4 Oktober 2021, Provinsi Jawa Barat telah melakukan vaksinasi sebanyak 25.190.777 dosis (33,23 persen) yang terdiri dari vaksinasi dosis satu sebanyak 16.448.459 dosis (43,39 persen) dan vaksinasi dosis dua sebanyak 8.742.318 dosis (23,06 persen). Cakupan vaksinasi Jawa Barat bertambah 2.141.055 dosis dari tujuh hari sebelumnya.

Kecepatan rata-rata vaksinasi Jawa barat saat ini, kata dia, adalah 285.649 dosis per hari. Dalam mencapai target vaksinasi selesai pada tanggal 31 Desember 2021, maka diperlukan kecepatan rata-rata vaksinasi sebesar 578,336 dosis per hari (atau 2.02 kali lipat dari kecepatan saat ini).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement