Rabu 06 Oct 2021 17:08 WIB

Azerbaijan Geram, Tutup Masjid Berafiliasi ke Pemimpin Iran

Azerbaijan dan Iran hadapi ketegangan akibat sengketa perbatasan

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Azerbaijan dan Iran hadapi ketegangan akibat sengketa perbatasan. Ilustrasi Kota Bauku
Foto: EPA-EFE/JEAN-CHRISTOPHE BOTT
Azerbaijan dan Iran hadapi ketegangan akibat sengketa perbatasan. Ilustrasi Kota Bauku

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN—Ketegangan hubungan antara Azerbaijan dan Iran semakin memanas, disusul keputusan Azerbaijan untuk menutup sebuah masjid di Baku yang diduga memiliki kaitan dengan pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei. 

“Masjid dan kantor perwakilan Seyyed Ali Akbar Ojaghnejad, perwakilan pemimpin tertinggi (Ayatollah) Ali Khamenei di Baku, disegel dan ditutup hari ini atas perintah otoritas Republik Azerbaijan,” kata kantor berita Iran Tasnim, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Baca Juga

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Azerbaijan, Eskhan Zahidov, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah itu diperlukan karena lonjakan kasus Covid-19 di beberapa lokasi di Baku, menambahkan bahwa operasi masjid telah ditangguhkan sementara.

Sementara itu, Kedutaan Besar Iran di Baku mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (5/10) malam bahwa mereka telah menindaklanjuti masalah tersebut melalui saluran diplomatik, menambahkan bahwa tidak ada peringatan lanjutan tentang langkah tersebut.

Sejak pertengahan September, ketegangan meningkat antara dua negara tetangga itu, yang berbagi perbatasan 700 kilometer (430 mil). Pada hari Jumat, pasukan darat tentara Iran mulai melakukan manuver di dekat perbatasan, sebuah langkah yang dikritik  Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.

“Setiap negara dapat melakukan latihan militer apa pun di wilayahnya sendiri. Itu hak kedaulatan mereka. Tapi mengapa sekarang, dan mengapa di perbatasan kita?” Aliyev mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu.

Namun Iran menggunakan “kedaulatannya” untuk mengabaikan kekhawatiran Azerbaijan. “Iran tidak akan mentoleransi kehadiran rezim Zionis di dekat perbatasan kami,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh, mengacu pada musuh bebuyutan Iran, Israel.

Israel diketahui merupakan pemasok senjata utama ke Azerbaijan, yang tahun lalu memenangkan perang enam pekan dengan tetangganya Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan, Leyla Abdullayeva, mengatakan Senin bahwa klaim Iran tidak berdasar.

"Kami menolak tuduhan kehadiran pihak ketiga di dekat perbatasan Azerbaijan-Iran, tuduhan seperti itu sama sekali tidak berdasar," katanya.

Perdebatan lain baru-baru ini adalah keputusan Baku untuk mengenakan pajak bea cukai pada truk-truk Iran yang melintasi wilayahnya ke Armenia. 

Untuk menghindari rute tersebut, Kementerian Jalan Iran mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka mengirim delegasi ke Yerevan untuk membahas penyelesaian jalan yang secara langsung menghubungkan Iran ke Armenia.

Pernyataan itu mengatakan bahwa Azerbaijan saat ini mengendalikan 20 kilometer dari jalan sepanjang 400 kilometer ini yang membentang dari Norduz (di Iran) ke Yerevan. Semantara itu, Iran mengatakan siap untuk menyelesaikan bagian jalan yang tersisa sesegera mungkin, dan menyebut jalan itu "strategis" untuk perdagangan Iran.

 

Sumber: arabnews

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement