Rabu 06 Oct 2021 17:20 WIB

Siti Zuhro: NU Butuh Sosok Ketum Visioner Merespons Zaman

Sosok tersebut harus mampu membawa warga NU menjadi orang berkualitas.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Siti Zuhro: NU Butuh Sosok Ketum Visioner Merespons Zaman. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro.
Foto: Republika/Mimi Kartika
Siti Zuhro: NU Butuh Sosok Ketum Visioner Merespons Zaman. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai ormas Islam Nahdlatul Ulama membutuhkan sosok ketua umum (ketum) yang visioner dalam merespons perubahan zaman. Ini dia sampaikan mengingat Desember mendatang akan digelar Muktamar NU yang di dalamnya ada pemilihan ketum baru.

Siti menjelaskan dunia dihadapkan pada satu perubahan yang luar biasa dan tentu akan berpengaruh pada NU itu sendiri. Karena sebagai ormas Islam yang besar, NU mau tidak mau harus melakukan suatu perubahan untuk merespons perubahan zaman. Misalnya tentang era disrupsi, era new normal, industri 4.0, dan masyarakat 5.0.

Baca Juga

"Supaya tidak tertinggal dan NU tetap bisa menjadi wadah besar bagi warga NU yang nantinya bisa mengikuti ritme perubahan secara signifikan dan fundamental karena saat ini eranya digital," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (6/10).

Menurut Siti, sosok tersebut, selain harus memenuhi aspek filosofis di internal NU, juga disesuaikan dengan konteks sekarang ini. Sebab, kesesuaian terhadap konteks ini tidak kalah penting. Sosok tersebut harus mampu membawa warga NU menjadi orang-orang yang berkualitas.

"Istilahnya sekarang ini membangun SDM unggul. Sama. NU membangun massa yang berkualitas. Maka sosok yang dibutuhkan harus visioner dalam melakukan kerja-kerja mengimplementasikan visi dan misinya demi kemaslahatan umat, termasuk meningkatkan kualitas SDM NU," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement